Khawatir

5K 524 56
                                    

"Let's live together." ucap Tay sambil natap New.

Saking kagetnya, sendok makan yang dipegang New sampai jatoh ke lantai. "Gimana kak?" tanyanya memastikan lagi apa yang dia denger.

"Saya mau kita tinggal bareng, what do you think about this?"

"Kenapa tiba-tiba begini kak?" tanya New heran.

"Well, sebenernya saya udah kepikiran ini sejak kamu bilang kalau kamu gak suka sepi. Tapi baru sekarang aja saya nanya ke kamu."

"Saya gak maksa kok, tinggal bersama kan langkah yang cukup besar juga. Kalau kamu gak siap, saya bisa mengerti itu."

"Kita tinggal disini kak?"

"Enggak, kita cari apartemen lain yang lebih besar space-nya buat kita."

"Aku mau banget, tapi asalkan aku ikut bayar sewanya."

"Saya gak masalah sebenernya soal biaya, dengan kamu bersedia aja udah cukup. Tapi saya tau kamu pasti tetep maksa buat ikut bayar sewa, jadi terserah aja."

"Jujur deh, apa alasan kak Tay ngajak aku tinggal bareng?" tanya New penuh selidik.

"Dimana letak kesalahannya kalau saya minta kamu tinggal bersama?" bukannya jawab, Tay malah nanya balik.

"Kok malah balik nanya?!"

Tay ngehela nafas pendek, "saya khawatir sama kebiasaan kamu yang sering lupa jaga kesehatan sendiri kalau udah banyak tugas. Seenggaknya dengan kita tinggal bareng, saya bisa pantau kamu terus."

"Dan, waktu yang kita habisin bersama juga jadi makin banyak kan."

"Aku minta maaf karena udah bikin kak Tay khawatir." ucap New pelan.

"Kalau kamu gak keras kepala dan mau berhenti dari asdos, saya gak akan khawatir kaya gini."

Ucapan Tay barusan bikin New jadi ngerasa kesal lagi. Selain Tay yang terus-terusan minta dia buat berhenti, setelah New tau kalau penggantinya adalah Lee Thanat- tambah aja kemurkaan New.

"Kalau kak Tay segitu pengennya jadiin si Lee itu asdos kakak, fine aku berhenti!" ucap New dengan nada marah kali ini.

"Loh, kenapa kamu marah kaya gini? Saya aja gak marah ke kamu yang bahkan lebih percaya sama anak teknik itu ketimbang saya."

"Aku percaya sama kak Vee karena dia udah tau tentang kita! Nah kalau Lee itu?"

"Kita berdua tau kalau dia suka sama kakak, siapa yang tau apa yang bakal dia lakuin buat modus ke kakak?"

"Kok dia bisa tau tentang kita?" Tay malah salah fokus.

"Kak Vee curiga karena sering liat kita bareng, ditambah aku yang gak pinter bohong."

"Lagian dari sekian banyaknya mahasiswa kenapa harus dia yang jadi pengganti aku? Oiya lupa, dia kan mahasiswa favorit kakak!" ucap New dengan nada sarkas.

"Kenapa kamu jadi bahas soal itu? Emang kamu pernah denger saya bilang kalau Lee Thanat itu mahasiswa favorit saya?"

"Terus apa kalau gitu?" nada suara New terdengar naik. Dia berpikir kalau rasa cemburunya beralasan kali ini, karena New udah tau perasaan Lee pada Tay.

Kalau udah begini, pilihannya ada dua. Salah satu ada yang ngalah, atau- mereka jaga jarak buat tenangin diri masing-masing. Dan Tay milih buat ngalah. Dia beranjak dari tempat duduknya lalu narik tangan New, minta yang lebih muda duduk di sofa bersama dirinya.

Tay pun menarik New ke dalam pelukannya, mengusap lembut punggung yang lebih muda. "I'm just worried about you, ok? Saya gak ada maksud lain, saya cuman gak mau fokus kamu kebagi-bagi dan sakit kaya waktu itu."

Blank Space 2nd EditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang