Taking care

4.7K 489 47
                                    

"Kamu yakin gak papa? Muka kamu keliatan pucet banget gitu." Tanya Tay dengan nada suara terdengar khawatir. Mereka baru aja sampai di lobby rumah sakit, tapi wajah New udah keliatan pucet banget.

"Aku gak papa." Jawab New bohong. Sebenernya dia udah ngerasa pusing dan mual banget sama bau rumah sakit ini. "Oiya, kita mau ke ruangan apa kak?"

Gak menjawab, Tay malah menghentikan langkahnya dan menggandeng tangan New. "Kita pulang aja deh yuk. Besok saya ke sini lagi sendiri aja. Saya gak tega liat muka kamu, udah pucet gitu."

Jika kalian bertanya kenapa Tay dan New bisa berada di rumah sakit, mari kita flashback ke satu jam yang lalu.

Tay keluar dari kamarnya untuk naik ke lantai dua berniat cari New. Tapi, belum sempat naik ke tangga, dia mendengar New memanggil dari arah bawah tangga. "Kak Tay mau kemana lagi? Perasaan baru aja pulang dari kampus."

Tay pun ngehampirin New yang lagi sibuk main sama Lexy di bawah tangga itu. "Saya mau ke rumah sakit, jenguk White. Dia udah dua hari dirawat tapi saya baru bisa ke sana hari ini."

"Aku ikut boleh gak?"

Tay mengerutkan dahi. "Kamu bukannya benci rumah sakit?"

"Iya sih, tapi aku gak mau sendirian di sini. Boleh ya?"

"Saya terserah kamu. Ayuk aja kalau emang gak masalah ikut ke rumah sakit."

New pun memasukkan kembali Lexy ke dalam kandang lalu jalan naik ke kamarnya. "Aku siap-siap bentar, sepuluh menit."

"Aku gak papa kak beneran.. ayuk kita cari ruangan kak White dirawat." New mendorong punggung Tay pelan, bermaksud agar yang lebih tua memimpin jalan.

Setelah menemukan ruangan White, mereka berdua langsung aja masuk ke dalam. Tay ngobrol satu-dua hal dengan White, sedangkan New daritadi cuman diam seribu bahasa. Dia udah gak tahan lagi sama bau tempat yang sangat dibencinya ini.

Rasanya kalau New memaksakan buat bicara, seluruh isi perutnya bakal keluar dari mulut. Iya! Inilah alasan kenapa New begitu benci dengan rumah sakit. Dia sungguh gak tahan sama bau khas obat-obatan yang dalam sekejap bisa bikin dia pusing dan mual.

"New, lo gak papa?" Tanya White penasaran. Dia juga menyadari wajah New yang pucat. New cuman nganggukkin kepalanya sebagai jawaban.

"Ini yang sakit gue apa lo sih, haha~" White terkekeh sendiri. "Lo mending cepet pulang deh bang, gue gak mau malah gantian jadi New yang sakit." Ucap White melihat pada Tay.

"Ya udah, gue balik ya White. Sorry baru bisa jenguk sekarang. Cepet sehat ya lo!"

White mengangguk. "Iya bang, thanks udah nyempetin ke sini." Tay pun menggandeng tangan New keluar dari ruang rawat.

Sesampainya di parkiran rumah sakit, dan keduanya sudah berada di dalam mobil- Tay memegang dahi New untuk memastikan suhu tubuhnya. Tay agak khawatir liat dahi New mengeluarkan keringat dingin sampai kedua telapak tangannya juga.

"Kamu pernah gini sebelumnya?" Tanya Tay pada New tapi New cuman jawab dengan anggukan kepala. Meskipun sudah keluar dari rumah sakit, pusing dan mual masih terasa menyiksa. New pun mencoba untuk tidur selama perjalanan pulang.

Setibanya di apartemen mereka, New langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi membuka tutup toilet lalu memuntahkan isi perut yang sudah ditahannya sejak di rumah sakit.

Melihat New yang berlarian Tay langsung mengikutinya sampai di depan kamar mandi. "New, are you ok? Saya masuk ya?"

"Jangan kak! Aku gak mau kak Tay liat hal menjijikan kaya gini." Teriak New.

Blank Space 2nd EditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang