Things between us

8.3K 602 97
                                    

18+++

"Kak Tay? Kenapa gelap-gelapan gini sih?" tanya New lalu dirinya jalan buat nyalain lampu tengah. Jangan kaget kenapa Tay bisa ada di apartemennya, karena New sendiri yang kasih kunci duplikat nya ke Tay.

Dengan kedua tangan dilipat di dada dan kaki di naikin satu ke atas meja, Tay nanya ke New, "kenapa telpon saya gak ada yang diangkat satu pun dari siang?" nada suara Tay pelan tapi berat. New udah ada feeling Tay lagi marah sekarang.

"Maaf.. Handphone aku lowbat, mati dari siang. Aku lupa bawa charger soalnya ada di mobil dan tadi aku perginya gak bawa mobil." New nujukin handphone nya ke Tay yang mati total. Tay sendiri juga liat mobil New ada di parkiran apartemen.

"Terus kamu naik apa perginya?" Tay ngedeket kearah New.

"Dibonceng motor sama kak Vee." jawab New takut-takut.

Tay pun menarik nafas singkat. "Dia gak ngapa-ngapain kamu kan? Gak maksa kamu lagi atau gimana?" Tay nanya sambil tangannya megang dagu New, memeriksa area wajah yang lebih muda dengan seksama.

New langsung gelengin kepalanya. "Kak Vee udah gak gitu kok. Dia tadi nganterin aku sekalian minta maaf soal kejadian tempo hari juga perilaku dia dulu." New ngejawab dengan jujur.

"Nanti kita lanjutin bicaranya, aku mandi dulu ya." ucap New pada Tay dan langsung aja dibales anggukan.

*

"Oiya, kak Tay dari jam berapa disini?" tanya New ke Tay begitu keluar dari kamar mandi menggunakan piyama bergambar polar bear kesukaannya. New duduk disamping Tay yang masih di duduk di sofa ruang tv.

Kok ada ya anak kuliahan masih keliatan gemes pakai baju kaya gitu.

"Kak? Kak Tay!" New manggil-manggilin Tay yang daritadi bengong ngeliatin dia.

"Huh? Oh, dari jam tujuh kayanya."

New lalu jalan ke kandang nya Lexy buat ngambil wadah makannya. Setelah itu dia tuang biskuit makanan Lexy ke wadah tadi. New pun balik lagi duduk di samping Tay.

"Kak Tay udah makan? Kalau belom aku mau order makanan nih."

"Kirain kamu mau masakin buat saya." ucap Tay terkekeh.

"Aku gak bisa masak kan, liat aja dapur aku. Bersih banget kompor dan peralatannya. Tapi aku jago bikin mie instan pake telor kok." jawab New dengan nada polos dan nampilin senyum lebar.

Tay pun ikut tersenyum, gak sadar tangan kirinya mengusap pelan pipi kiri New. "Saya khawatir banget setelah baca chat kamu yang minta izin pergi sama anak teknik itu."

"Saya gak akan maafin diri saya sendiri kalau sampai terjadi sesuatu sama kamu. Maaf karena saya terlau sibuk jadi gak bisa temenin setiap waktu. Bahkan untuk fast response chat kamu aja saya susah."

"Kak Tay jangan bilang gitu ah. It's your job, ok? Jangan salahin diri sendiri kaya gini."

"Aku baik-baik aja beneran, kakak gak perlu khawatir. Kalau gak percaya, kakak bisa lakuin body check ke aku sekarang." jawab New bercanda, sengaja buat nenangin Tay. Karena New sama sekali gak mempermasalahkan soal Tay yang sibuk.

"Kayanya itu ide yang bagus juga." Tay menjawab dengan nada serius. Langsung aja dia buka kancing atas piyama yang New kenakan.

"Wait! Kakak serius?" tanya New menelan ludah berat.

"Memang kapan saya pernah bercanda?"

"Why? Are you scared?" Tay nanya ke New yang mendadak jadi patung.

Blank Space 2nd EditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang