Terhalang restu(?)

4.1K 451 39
                                    

New mengajak Tay untuk bertemu dengan abangnya, Plappod. Dirinya teringat dengan permintaan Podd yang ingin dikenalkan dengan Tay. Jadilah mereka membuat janji untuk makan siang bertiga di 3meena.

Meskipun pertemuan Tay dan Podd ini bukan yang pertama tapi mereka baru kali ini bisa ngobrol banyak kaya gini.

Mereka ngomong ngalor-ngidul setelah gak banyak basa-basi. Karena usia keduanya yang sama, mereka mutusin buat buang jauh-jauh keformalan diantara mereka.

"Gue penasaran, kenapa lo bisa menerima adek gue yang blangsak ini? Kalo di liat-liat, Newwie gak ada nilai lebihnya." Tanya Podd ditengah makan siang mereka.

"Gak usah diliat kalo gitu." Jawab New ketus yang akhirnya membuat Tay terkekeh.

"Betul juga sih, kalo diliat-liat emang New gak ada nilai lebihnya. Kecuali muka cute nya." Tay menatap pada New yang mulai nunjukin wajah masam.

"Makanya saat mutusin buat serius sama New, gue gak lagi mengandalkan dua mata gue, melainkan hati. I let my feeling take the lead."

"Cheesy." Jawab Podd singkat sambil dirinya memperagakan mimik wajah mau muntah.

"Kan lo yang nanya duluan." Omel New pada abangnya itu. Berbanding terbalik dengan Podd- New justru ngerasa flattered sama kalimat Tay tadi.

Percakapan mereka berjalan biasa aja, gak ada hal spesial yang terjadi. Sampai di saat New balik dari toilet, dia ngerasa aura diantara Tay dan Podd berubah agak... gelap?

Hal itu berlanjut sampai makan siang mereka selesai dan hendak pulang ke kediaman masing-masing.

Sebelum berpisah, Podd mengatakan sesuatu pada Tay. "Inget perkataan gue tadi Tay!"

"Soal itu, biar New yang memutuskan sendiri."

New yang gak tau apa-apa cuma bisa celingukan, kepalanya beberapa kali menoleh ke kanan dan kiri melihat Podd dan Tay bergantian.

Akhirnya karena penasaran, New pun tanya ke dua orang itu. "Kalian ngomongin apaan?"

"Restu. Gue belom bisa kasih restu buat hubungan lo sama Tay." Setelah mengatakan itu, Podd langsung melenggang pergi.

"WAIT! WHAT?!!" seru New pada Tay. Dia sama sekali gak paham sama apa yang terjadi. Perasaan saat makan siang tadi mereka berdua berbincang seperti biasa.

Tay mengangkat bahunya. "Podd masih nyimpen dendam ke saya yang pernah bikin kamu nangis karena salah paham soal Jamie."

Oh! Tentu New ingat soal ini karena dia gak cuman curhat sama teman satu gengnya, tapi juga abangnya.

Namun New pikir Podd minta untuk dikenalkan dengan Tay karena dia ingin mengenal lebih jauh tentang diri Tay. Dia sama sekali gak berpikir kalau Podd akan seperti ini.

Juga, sama sekali gak ada di benak New kalau Podd akan menangguhkan restunya. Karena emang selama ini gak ada tanda-tanda dari Podd keliatan gak suka atau gak menyetujui hubungannya sama Tay.

"Kalian tadi ngomongin apa waktu aku ke toilet? Kenapa tiba-tiba bang Podd bahas soal restu?" Tanya New di tengah perjalanan pulang ke apartemen mereka.

Tay noleh sebentar sebelum kembali fokus menyetir mobilnya. "Gak banyak.."

"Mumpung gak ada New, gue mau lo jawab pertanyaan gue jujur."

Tay menganggukkan kepalanya. "Silahkan.."

"Apa lo ada niatan buat nyakitin perasaan adek gue?"

Tay tercengang. Gak habis pikir sama pertanyaan Podd, tapi bukan Tay namanya karena dia berhasil menjaga ketenangannya.

"Gue gak tau atas dasar apa lo tanya kaya gitu ke gue. Tapi jawabannya adalah enggak. Gue gak sebrengsek itu untuk sengaja mainin perasaan orang, apalagi New."

Blank Space 2nd EditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang