Tentang Kita

6K 574 56
                                    

"Ok kalau gitu saya langsung ke point utamanya aja. Kalian berdua punya hubungan lebih dari sekedar dosen dan mahasiswa kan?"

Mampus lo New! Mau jawab apa lo?? Kak Tay juga santai aja lagi, kalau dia dipecat karena gak profesional sama pekerjaannya gimana?!!

"Huh? Gimana pak?" tanya New yang sekarang ini berasa kaya spot jantung. Dia nanya buat mastiin lagi apa yang dia denger barusan.

"Hubungan kalian lebih dari sekedar dosen dan mahasiswa kan?"

"Oh, iya pak. Hubungan kami adalah dosen dan asisten dosen." New jawab gak sepenuhnya bohong.

"Pfftt" Tay malah ketawain New yang mulai panik dan yang diketawain cuman bengong ngeliatin Tay.

"Iya pak. Kami memiliki hubungan lebih di luar mahasiswa dan dosen." Tay jawab tanpa rasa berdosa. Sekarang ini ekspresi New kaget setengah mampus, mulutnya bolak-balik ngebuka dan nutup kaya ikan.

Bapak Rektor itu bicara lagi, kali ini cuman ke New. "Kamu gak usah takut seperti itu. Saya bukan mau meminta kalian mengakhiri hubungan atau semacamnya."

"Saya hanya ingin memperingatkan kalian mengenai peraturan gak tertulis kampus ini. Salah satunya hubungan antara dosen dengan mahasiswanya. Kami memang gak melarang, tapi kami ingin kalian jaga hubungan ini jangan sampai ada mahasiswa atau dosen lain yang tau. Karena saya ingin tetap menjaga profesionalisme dosen kampus ini."

"Kamu ngerti kan Tay?" kali ini pak rektor nanya ke Tay.

Tay? Bukannya kak Tay selalu dipanggil pak Tawan sama kolega kampus ini?

"Saya mengerti pak, kalau sudah tidak ada lagi yang dibicarakan kami permisi dulu. Selamat pagi pak." ucap Tay lalu narik New pergi setelah dia ikut ngucapin salam.

"Lo tau apa yang lebih bikin gue shock? Pak rektor itu bapaknya kak Tay!" New nahan suaranya supaya gak terlalu kenceng.

"Gue gak kaget sih sebenernya, udah jadi rahasia umum buat orang-orang yang tau nama belakang pak Tawan dan pak rektor. Jangan bilang lo baru tau kak?" tanya Namtan yang udah gak kaget sebenernya kalau New sampai jawab enggak.

"Mana gue tau anjir, gue juga kuliah hampir empat tahun baru tau nama  rektor kampus ini tuh Gunawan Vihokratana."

Tiga orang lainnya, selain New pastinya- cuman bisa narik nafas panjang. Gobloknya gak abis-abis ini orang. Ucap mereka bertiga dalam hati bersamaan.

"Terus gimana tuh, abis keluar dari ruang rek- eh calon mertua?" Gun kepo sama kelanjutan cerita New.

"Ya gue marah lah, karena kak Tay gak bilang apa-apa terus main bawa gue ke ruang rektor!"

"Kak Tay kenapa tiba-tiba bawa aku ke pak rektor dan ngaku soal hubungan kita sih?" langsung aja New nanya sambil marah saat mereka udah agak jauh dari ruangan tadi dan melepas paksa tangannya yang daritadi ditarik sama Tay.

"Loh, kamu gak mau emang mengakui hubungan diantara kita?" Tay malah balik nanya.

"Ya kalau hal itu bisa bikin kak Tay dipecat, lebih baik aku bohong soal hubungan kita. Kakak gak tau gimana takutnya aku tadi di dalem?"

"Kalau aku yang di skors atau D.O sih gak papa, tapi kalau sampai kak Tay yang dipecat karena gak profesional- aku gak akan bisa terima itu." New beneran marah kali ini. Dia gak akan bisa maafin dirinya sendiri kalau sampai Tay diberhentikan dari kerjaannya.

"Gak akan, kamu tenang aja. Kan tadi pak rektor bilang sendiri, kita gak akan kenapa-kenapa selama kita bisa keep it as secret. Lagian, pak rektor gak akan berani mecat saya."

Blank Space 2nd EditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang