Sesuai dengan janji kemaren aku dengan Amel, nanti siang pukul satu aku akan bertemu dengannya di sanggar tari milik salah satu teman kami. Banyak yang berlatih juga disana dan mereka juga termasuk teman-teman kami.
Aku sedang membereskan kamar tidur yang dari subuh ku berantaki untuk membuat tugas prakarya. Jika tidak cepat dibereskan maka nyonya rumah akan membuka tempat ceramah baru.
Oiya aku belum menyelesaikan tugas freelance-ku setelah melihat tumpukan map disudut meja, ada beberapa yang mempunyai deadline malam ini dan besok.
Semoga saja hari ini aku bisa menyelesaikannya.
Setelah mengepel kamar, hal terakhir untuk membereskan kamar tidur, aku mulai mengambil map dan membaca isinya untuk mulai dikerjakan. Sebelahku sudah tersedia satu ipad dengan pen tulisnya.
Aku memulai freelance satu tahun yang lalu, mamah yang menyarankan. Kata mamah daripada gabut mending ngerjain hobi tapi dapet uang. Dari situ aku mulai jajan dengan uangku sendiri.
Edit desain dan logo sudah kutekuni sejak mempunyai alat gawai. Aku memang biasa saja dalam hal menggambar di kertas tetapi untuk alat gawai karyaku bisa diadu.
Tiga jam sudah berlalu, aku memberhentikan kegiatanku dan mulai memasuki kamar mandi untuk bersiap bertemu Amel.
Tepat 12.55 PM. Aku berangkat menggunakan mobil kesayanganku Lexus NX 300 F. Aku sengaja berangkat dekat dengan jam yang ditentukan karena rumahku dekat dengan sanggar.
Baru saja membuka pintu mobil, seseorang dihadapanku menyapa dengan muka cerianya. Dia salah satu sahabatku, kebetulan dia berlatih disini bersama teman kelompoknya.
"Tumben on time, biasa ngaret 2 jam"
Aku membalas sapaannya dengan pertanyaan sambil turun dari mobil."Sepupu ku datang malam ini, dia yang mengantarkanku, tau kan dia membenci orang telat"
"Sial sekali dia punya sepupu sepertimu yang menyukai telat" Aku menjawab padanya. Sepupunya memang orang yang disiplin. Aku tak pernah bertemu tetapi setiap kali mendengar ceritanya aku kesal.
Setelah bercakap ringan kita langsung masuk ke salah satu ruang dan mulai berlatih nari disana. Kebetulan saat berjalan masuk sanggar aku bertemu dengan Amel.
Sahabatku itu bernama Lia. Nama yang bagus bukan. Sayang dia banyak tingkah tidak taat aturan dan sialnya dia menjadi sahabatku.
"Lia, pizza ayo! Aku lapar. Amel harus ada acara jadi dia langsung pulang"
"Ah ayo, aku juga lapar. Menari menguras banyak tenaga" Aku hanya menangguk menyetujui ucapannya.
Kami melangkah menuju salah satu kedai pizza di ujung jalan. Kedai pizza yang sedang banyak pengunjung membeli produk baru dengan diskon besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Electric Hearts
Fanfiction"𝐁𝐚𝐥𝐚𝐬 𝐝𝐞𝐧𝐝𝐚𝐦 𝐢𝐭𝐮 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫-𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫 𝐭𝐞𝐫𝐣𝐚𝐝𝐢, 𝐛𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐧𝐲𝐚" 𝒥𝑒𝓃𝑜 𝒜𝓂𝒷𝓇𝑜𝓈𝒾𝓊𝓈 𝓍 𝒴𝑒𝒿𝒾𝓃𝒶 𝐵𝑒𝓃𝓃𝑒𝓉 2021 @skyofclub Completed.