3. Tonight

179 33 6
                                    

"Yeji ikut keluar ga? Bocil minta sushi nih" Salah satu sepupuku menghampiriku dan mengajakku keluar.

Siapa yang bilang akan meeting buktinya ketika aku pulang mereka terlihat bermain bersama. Alasan klise sekali bukan.

"Buru-buru ga? K
alau ga, aku mau mandi dulu. Kalau iya ya sudah tak ikut" Percayalah ini sudah jam 7 malam dan aku belum mandi dari semenjak pulang membeli pizza.

Kalau bukan kerjaan freelance numpuk aku udah rebahan nonton drakor deh.

"Ga buru-buru, mandi aja. Adek kamu aja belum pulang"

"Lah Hyunjin belum pulang?"

Aku punya adek, namanya Hyunjin bukan adek sebenarnya tapi kembaran, dia lahir 7 menit setelah aku tapi ga mau dipanggil adek maunya jadi abang, terserah dia lah.

"Katanya bentar lagi, jadi masih nungguin dia"

"Oh gitu, ya udah. Aku mau mandi dulu" Leona nutup pintu kamar dan aku bergegas mandi sore. Engga bisa dibilang sore ini mah, mandi malem namanya.

"Guys, jadi ga nih?" Aku keluar kamar dan teriak dari atas lantai 2 ke bawah setelah selesai mandi. Kadang udah siap jalan tiba-tiba ga jadi kan bikin kesel, makanya aku tanya dulu.

"Jadi bege. Nungguin elu doang ini"

Jaemin menjawab teriakanku. Anaknya adiknya papa. Sepupu yang paling aneh, kadang over happy kadang over bad mood. Aneh deh intinya.

"Ya mana tau, orang katanya Hyunjin belum pulang" Aku bilang gitu dong sama mereka, nyatanya bener kan.

"Dah pulang aku, dah sana ganti keburu tutup tuh resto" Suara Hyunjin yang menyaut memberi tanda bahwa acara kali ini terlaksana.

"Iye-iye. Bawel amat kalian tuh" Ucapku, selepasnya aku berjalan ke kamar dan mulai berganti baju untuk pergi ke resto.

Sesampainya di resto yang kita setujui, aku dan sepupuku langsung duduk. Karena sebelumnya salah satu sepupuku biasa disebut 'anak sultan' sudah reservasi.

Anak sultan yang aku maksud adalah abang Winwin anaknya kakaknya ayah aku. Dia ini loyal banget sama saudaranya, sayang orangnya kaku. Es batu berjalan istilahnya.

Contoh aja sekarang nih dia cuman main hp sedangkan yang lain pada ribut, entah yang gosip ngomongin ini itu, dan banyak lagi.

Anyways aku duduk disebelahnya.

"Pulang dari China kapan bang?"

"Sabtu kemaren"

"Udah ganti semester berarti?"

"Belum, ambil cuti kampus"

"Mau ambil magister ga bang habis lulus ini?"

"Ga tau liat sikon nanti"

Ga boong kan aku kalau abang Winwin satu ini dingin gitu orangnya. Bisa dibilang dia mager bicara aja makanya dingin-dingin gimana gitu.

Habis percakapan singkat aku sama bang Winwin, pelayan nganterin makanan. Serba ada semuanya astaga, dari makanan pembuka sampe penutup ada dong. Ga bisa di sia-sia in ini mah, harus gas malem ini juga.

"Eh anjir, itu cewe nya kenapa?? Kasar banget cowonya" Jaemin berseru sambil matanya mengarah belakangku.

Aku yang tak tau kenapa langsung saja kuputar kepalaku 180 derajat ke arah belakang.

Sebentar itu cowonya yang lagi dorong cewe, bukannya cowo yang kemaren ngajak ribut di kedai pizza. Aku melihatnya baik-baik saja teringat orang-orang kemarin yang membuntuti dia.

Electric HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang