Pistol Jina yang tepat di pelipis Jeno membuat hawa sekitar tegang luar biasa. Yejina Bennet adalah manusia yang membenci dengan sangat apa yang disebut pengkhianatan. Manusia yang menatapnya dengan senyum saat ini benar-benar membalikkan perasaan Yejina dalam satu waktu tanpa perlu keraguan.
Ketika tangan Yejina sudah hampir menarik pelatuk pada revolver miliknya, ujungnya dia belokkan ke arah kanan tepat pada jantung Solveri.
Dor!
Hanya dalam waktu beberapa detik, peluru itu melesat dengan tepat di jantung Solveri. Membuat semua anak buah Solveri mendekat kepada Yejina dengan senapan mereka. Sedangkan manusia di hadapan Yejina hanya terdiam dengan raut mukanya yang tegang.
"Dendam kamu sudah berakhir Yejina? Dia mati Jin, DIA MATI! AYAH KANDUNG SAYA MATI DI TANGAN KAMU!" Teriakan itu Jeno gaungkan tepat di telinga Yejina.
"Tujuh tahun saya hidup menjadi bawahannya tidak pernah sama sekali dia menjahati saya Yejina. Bahkan dirimu tidak pernah dia sentuh! Tapi sayangnya kamu dibutakan oleh dendam" Ucap Jeno dengan keras dan urat-urat menonjol di lehernya.
"Kalau memang begitu, BILANG KE GUE, LO ANAKNYA DIA, BILANG DARI AWAL. BUKAN DENGAN SETELAH INI TERJADI LO BARU NYESEL JENO" Teriakan Yejina terdengar dengan begitu keras.
"Dendam kamu tidak pernah bisa menghidupkan seseorang yang telah mati Yejina. Saya menyesal pernah jatuh cinta pada manusia yang hidupnya hanya berputar pada dendam!" Tajam, menusuk, melibas semua omongan Yejina dengan telak.
Revolver di tangan Yejina, dia berikan kepada Jeno dan mengarahkannya tepat di pelipis Yejina. "Kalau memang perasaan kamu adalah penyesalan, biarkan aku menerima semuanya Jen. Biarkan aku menebus kesalahanku pada ayah kandungmu, pada orang-orang yang tidak pernah aku hargai keberadaannya. Mati di tanganmu jauh lebih terhormat" Tangannya menggegam tangan Jeno untuk cepat-cepat menyuruhnya menembaknya.
"Jangan pernah perlihatkan dirimu kepada semua orang disini Yejina dan siapapun itu. Jika kamu ingin menebus kesalahanmu padaku sebagai pembunuh ayah kandungku." Bagai luka yang ditabur garam, ucapan Jeno menikam Yejina telak pada akhirnya.
Tanpa menunggu apapun lagi, Yejina melepas semua peralatan komunikasinya. "Terimakasih untuk semuanya yang sudah membantu gue selama menjadi agent, gue meminta maaf memasukkan kalian dalam dendam gue sendiri. Jangan pernah cari gue, ikutin kata leader kalian. Gue pamit." Yejina dengan suara tersendatnya berbicara pada agent-agent disana dan langsung melangkahkan diri keluar setelah melihat semua orang disana terdiam melihatnya.
Jeno menatap kepergian Yejina dengan raut datar hingga sebuah pelukan laki-laki datang padanya. Saat itu juga, pertahanan Jeno runtuh, melihat Yejina Bennet, perempuan yang tidak pernah hilang di otaknya harus dia sakiti secara kejam dan merelakan pergi dari penglihatannya. Semua itu dia rencanakan dengan anak Elder. Bahunya naik turun, tangisnya terisak dengan diam. Semua agent disana merasakan kesedihan mendalam atas sakitnya Jeno Ambrosius dan kepergian Yejina Bennet.
_________________________________________
Six month later
Jeno mengendarai Lexus miliknya mengunjungi sebuah makam di salah satu ujung kota. Makam Solveri dan semua keluarganya. Kondisi Jeno jauh dari kata baik baik saja. Emosi lelah, sedih, kecewanya masih terpancar jelas di raut mukanya. Badannya jauh dari kata baik, beratnya menurun, lingkaran hitam di matanya tampak jelas, dan ruam merah di sekujur tubuhnya menandakan stress pada tubuhnya benar-benar serius.
Berjongkok disebelah makam sang ayah sambil mengucap salam. Menyapa dengan senyum getir. Seharusnya kehilangan ayah yang tidak pernah mengakui sebagai ayahnya tidak perlu sesedih dan sesakit ini, namun kenyataannya alasan utama dirinya harus seterluka ini karena sebuah makam di sebelah makam ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Electric Hearts
Fanfiction"𝐁𝐚𝐥𝐚𝐬 𝐝𝐞𝐧𝐝𝐚𝐦 𝐢𝐭𝐮 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫-𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫 𝐭𝐞𝐫𝐣𝐚𝐝𝐢, 𝐛𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐧𝐲𝐚" 𝒥𝑒𝓃𝑜 𝒜𝓂𝒷𝓇𝑜𝓈𝒾𝓊𝓈 𝓍 𝒴𝑒𝒿𝒾𝓃𝒶 𝐵𝑒𝓃𝓃𝑒𝓉 2021 @skyofclub Completed.