5. Began

129 23 8
                                    

Aku ga tau masih ada yang baca cerita ini atau ga, tapi untuk kamu yang masih baca, makasih yah, i'm so happy for that

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku ga tau masih ada yang baca cerita ini atau ga, tapi untuk kamu yang masih baca, makasih yah, i'm so happy for that.

I hope u have good today, enjoy reading ^_^

Author P.O.V

Pagi Yeji selalu dimulai dengan hal baik tapi tidak untuk hari ini. Dia terbangun pukul 9 di atas kasur pemilik sang apartemen.

Sekolah yang harusnya pukul 7 pagi harus dia datangi tapi sayangnya tidak. Bolos untuk hari ini mungkin tak apa. Sang pemilik kamar tidak ada dalam pandangan Yeji saat ini.

"Bisa-bisanya anak dugong ga bangunin gua, ga mungkin dia berangkat sekolah, secara manja ga ketulungan" Yeji berkata sambil mendumel dan tangan yang menata rambutnya untuk dia ikat.

Memasuki kamar mandi untuk cuci muka serta menyikat gigi dan tentu saja tak mandi. Kalau tidak sekolah berarti tidak mandi, prinsip Yeji.

"Yeji udah bangun?" Suara Jeno terdengar dari luar kamar mandi yang sedang dipakai Yeji.

"Udah, kok ga bangunin aku?? Ga sekolah kan jadinya" Wajah Yeji tersungut sungut muncul dari dalam kamar mandi dengan handuk yang sedang disapukan ke muka.

"Kamu tidur nyenyak banget mana aku tega bangunin. Sini sarapan, ga baik sarapan telat" Jeno menarik tangan Yeji dan mendudukannya di sofa kamar.

"Masih sakit ga tangannya?" Suara Yeji sudah berubah, menjadi normal lagi tanpa ada nada kesal didalamnya.

"Orang ga sakit, ngilu aja"

"Sama aja bego"

Jeno menyentil bibir Yeji dengan pelan. "Masih pagi mulutnya dijaga". Perkataan Jeno membuat Yeji merotasikan bola mata. Yeji memang tidak ingin berkata kasar orang ini yang memancingnya.

"Kamu tau alamat mantan kamu?"Yeji bertanya setelah selesai membereskan alat makan untuk sarapannya.

"Ehm tau keknya, sekali aku pernah nganterin kesana, kenapa emang?"

"Kesana ayo metik bunga, asik keknya"

Jeno tau apa yang dimaksud Yeji saat ini. Jeno juga ingin sekali memetik bunga dan menyimpannya tapi bukan sekarang.

"Orang ga ada bunga disana, disana adanya padang pasir, ada satu bunga emang tapi bukannya udah aku bawain ke kamu kemaren?"

"Kemaren aku cuman dititipin ga suruh nyimpen, mana belum dipetik"

"Yang penting lepas dari akarnya, lama lama juga layu"

Yeji yang mendengar perkataan Jeno tidak terkejut tapi dia ingin saat bunga itu layu bunga itu ada ditangannya, di tangan seorang Yeji.

Electric HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang