18. Erlosa

54 10 3
                                    

Author P

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author P.O.V

Elder adalah sebuah tim agent dibawah naungan negara yang sengaja dibentuk. Tidak ada pemimpin dalam perkumpulan tersebut tetapi siapa saja boleh berperan menjadi leader. Mereka semua adalah agent negara yang berpartisipasi dalam kasus-kasus berat. Mereka tahun ini menerima tugas yang dikhususkan pada sekolah karena umur mereka yang pas sesuai standar sekolah. Mereka diliburkan ke Indonesia tetapi liburan mereka tetap menerima tugas.

Otak yang cerdas. Keterampilan yang gesit. Pantas diterima menjadi agent negara. Mereka masing-masing lulus dengan nilai paling tinggi di bidangnya. Pengaruh mereka yang signifikan pada lingkungan luar juga faktor pendorong mengapa negara menjadikan mereka tameng.

Elder menjadi tim paling hebat saat ini. Mereka adalah tim yang paling dipercaya pimpinan pusat untuk pelindung heningnya. Kebetulan tahun ini mereka diliburkan untuk tugas kecuali Yejina dan Jeno. Mereka berdua memang dikhususkan masuk tim baru untuk menangani kasus-kasus yang rumit. Jeno dengan ambisinya menolak libur dan Yejina yang mengatakan tidak butuh liburan.

Tetapi ketika Yeji menerima panggilan untuk mundur dari tim Ar.L saat itu juga keberadaannya dalam Elder seolah-olah dihilangkan. Yeji tetap menjadi anak Elder dan selamanya akan seperti itu, hanya saja dia harus mundur dari tim sementaranya ini.

Anak Elder tersebar di berbagai negara. Mereka menjadi mata-mata, terkadang juga membantu kasus di negara lain, dan tentunya mengerjakam kasus-kasus yang terbilang berat. Di negara ini anak Elder hanya berjumlah 12 orang. Menjadi 11 ketika Yeji beralih ke negara lain.

Yeji bergabung dengan Elder yang ditugaskan di Jerman. Dia tidak pernah ragu jika ditugaskan di luar negara, karena Elder ada di setiap penjuru dunia.

***
"Lo ga bawa revolver Jen?" Tanya Jaemin heran.

Mereka saat ini sedang bertugas. Pengamatan dari Chenle akhirnya membentuk sebuah strategi untuk kasus kali ini. Jeno sebagai penanggung jawab kasus ini juga menyetujui menjadi kapten.

Wajah Jaemin terlihat heran, mengapa tidak ada satupun revolver diseluruh saku milik Jeno. Mereka terbagi dalam beberapa kelompok, kebetulan Jaemin dan Jeno berada dalam satu kelompok.

Mereka berdua sedang didalam kelas ketika jam menunjukkan pukul 1 malam. Kegelapan malam menyelimuti mereka.

"Gue emang ga bawa. Kenapa?" Jeno menjawabnya dengan muka datar.

"Lo gila?!"

"Orang macam dia perlu pake yang lebih sakit Min."

"Tetep aja lo harus bawa revolver Jeno! Itu peraturan dasar dari pertama kita kerja ginian." Muka tegas Jaemin menambah ketegangan obrolan mereka.

"Tinggal pake revolver lo kan selesai? Dia juga lemah."

"Lo perlu pengamatan lebih dalam Jen"

Mereka berdua yang masih asik berdebat dengan sadar mengetahui seseorang sedang mengamati mereka.

Electric HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang