25. We Begin

65 13 13
                                    

Langkah Yeji yang langsung berlari ketika turun dari kapsul meja ketika melihat Leona yang terbujur kaku di sebuah tandu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah Yeji yang langsung berlari ketika turun dari kapsul meja ketika melihat Leona yang terbujur kaku di sebuah tandu. Matanya langsung mengabur dengan air mata.

Serangan Solveri bukan hanya memberitahu jika Yeji dan Jeno adalah musuh mereka sebenarnya, tetapi menujukkan jika Yeji akhirnya kalah lagi dengan berhasilnya Solveri membunuh Leona.

Lengan Jeno langsung terangkat membawa Yeji pada pelukan hangatnya. Selalu ada korban dibalik peluru yang keluar dari tangan Yeji.

Rencana mereka tidak ditunda untuk malam ini, Yeji hanya menangis sebentar di pelukan Jeno dan langsung menyuruh bawahannya menyiapkan pemakaman untuk sepupunya. Pemakaman yang terjadi selama 2 jam ini benar-benar membuat Yeji ada di titik paling bawah. Menangis tanpa henti melihat peti mayat Leona yang terkubur.

Kelamnya bertambah, dan penyebabnya adalah Solveri. Dendam yang dulunya sebesar biji jagung, akhirnya bertumbuh selebar lautan dunia. Tidak hanya mengharapkan kematian Solveri tetapi juga teriakan kesakitan Solveri sebagai pembalasan pada korban-korbannya dulu.

Yeji meminta waktu sendiri kepada Jeno sebelum bersiap untuk rencana malam ini. Benar-benar di luar rencana jika Leona akan mati menjadi sandera Solveri, tanpa Solveri duga mematikan Leona adalah hal terbodoh yang mereka lakukan.

Muka Yeji terpampang jelas di sebuah cermin. Matanya yang berair dengan warna hitam disekelilingnya. Sebuah dress putih terpasang cantik di tubuhnya. Setetes air mata jatuh ketika Yeji menatap dirinya lamat pada cermin.

Penantian panjang akhirnya berujung temu disini.

Harapannya hanya ingin balas dendam dengan Solveri tanpa tau resiko besar sedang menantinya. Boomerang besar bagi seorang Yejina Bennet. 

Tangan Yeji mengusap kasar rambutnya dengan menunduk ke bawah. Tangisan yang tadinya lemah semakin keras.

Banyak korban karena dendamnya. Fisik Yeji memang siap dengan hal apa yang akan terjadi, tapi mentalnya tidak sekuat yang dunia bayangkan.

Tinjuan keras Yeji layangkan berulang kali ke cermin di kamar mandi. Pecahan kaca membuat tangan Yeji mengalirkan darah. Sakit yang mendasar sedang ada dalam dirinya.

"BAJINGAN SOLVERI!" Teriakan keras Yejina ketika mengakhiri tinjuannya di cermin. Nafasnya memburu. Mencoba meresapi rasa sakit akibat ulah orang yang sama.

Ketika nafasnya sudah mulai membaik, langkahnya menuju shower dan mulai membersihkan diri.

***
Jeno Ambrosius, terkenal sebagai Mr. A di dunia underground. Rahasia besar para mafia yang tidak pernah tercium oleh agent, termasuk markas milik Solveri.

Mafia yang sebenarnya, yang pernah menjadi target Solveri adalah Jeno.

Waktu itu dikala hujan sore, tepatnya di kota Munich, Jerman seorang gadis menawarkan sebuah strategi balas dendam. Jeno yang kala itu sudah menyurutkan dendamnya akhirnya berkobar kembali ketika Solveri kembali mencoba membunuh adiknya.

Electric HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang