21. Target Sempurna

53 8 5
                                    

Happy Reading Fellas!

~♥~

D U A P U L U H S A T U

"Bajingan ini udah mulai, buat apa lo ingatin lagi?"

~♥~

Flashback

"Wolfgang!" ujar Fabian dengan antusias saat menjelaskan pertama kali permainan ini pada mereka.

"Serigala? Kenapa serigala?" tanya Rio yang bingung.

"Serigala berbulu domba. Cukup jelas kan? Lo semua juga tahu dan liat sendiri gimana drama cewek-cewek yang sok lembut itu. Tujuan kita, bukan menyakiti, tapi membalas," jelas Fabian tak lupa dengan seringaian seram.

Teman-temannya menggeleng sambil terkekeh. Mereka menyetujui saja alasan Fabian membuat permainan bodoh itu. Toh, mereka bersenang-senang dan memuaskan diri sebelum benar-benar jatuh cinta. Mereka juga sadar bahwa perempuan-perempuan bodoh yang jadi korban dari permainan ini sepertinya perlu diberi pelajaran sedikit.

"Cara mainnya gimana, Fab?" tanya Iqbal penasaran dan tertarik dengan 'Wolfgang'.

"Pilih target lo, dan jelasin alasan lo kenapa pilih dia. Setelah itu lo bebas bermain. Dan dalam level yang lo mainin, lo juga harus pilih avatar. Entah berhubungan sama lo, atau sama target lo sendiri. Pintar-pintarlah pilih avatar lo, karena itu penentu buat menyelesaikan permainan lo, atau level lo. Gampang kan?" penjelasan Fabian itu membuat mereka tercengang. Fabian sudah gila.

Bagaimana bisa ia memikirkan permainan biadab yang sangat seru seperti ini? Wah, ini pasti menyenangkan, pikir mereka masing-masing dalam pikirannya.

"Fab, apa hadiah kalau menang, dan apa hukuman kalau kalah?" tanya Dito yang baru membuka suaranya.

"Tenang aja, lo akan kalah kalau lo udah menemukan orang yang bisa buat lo berhenti dari permainan ini, dalam artian lo benar-benar jatuh cinta lagi. Hukumannya menuruti kesepakatan yang kita buat. Kalau gue kalah, kalian bisa bikin hukuman buat gue, dan begitu juga yang lain. Dan untuk pemenang.. cuma untuk dia yang bisa berhasil sampai di level terakhir, atau level boss. Hadiahnya, satu wildcard dari masing-masing pemain. Wildcard adalah kartu yang bisa lo pakai untuk minta apa aja, dan harus dilakukan atau dikabulkan sama semua pemain. Gimana? Menarik kan?"

MENARIK GUNDULMU, FAB, batin Galih yang menyembunyikan ekspresi geramnya. Dia hanya menatap Fabian tajam meski yang di tatap tak menghiraukannya.

"Terus gimana sama level bossnya? Di tentuin dari mana, dan apa yang bikin level boss benar-benar sulit?" pertanyaan yang amat bagus keluar dari mulut Rio.

"Ah itu... itu----

Itu yang membuat Fabian terdiam saat ini. Di kamar Galih yang sangat amat luas, di sofa maroon yang diduduki para pemain Wolfgang, Fabian terdiam menatap dinding di hadapannya. Menatap foto-foto dan tulisan dari spidol emas yang seolah tersususn sangat rapi.
Untuk kalian para pembaca, aku memberi pertanyaan lagi. Apa bisa menebak kemana pikiran Fabian saat ini?

Poin seratus untuk yang menjawab Felisha. Foto gadis yang terpampang jelas di hadapannya saat ini, gadis yang resmi menjadi kekasihnya sekitar 5 bulan yang lalu. Iya, calon korban dari permainan biadab buatan Fabian. Felisha, gadis yang sempurna. Sangat cocok di jadikan target wolfgang. Alasannya? Fabian sendiri masih bingung, apa alasan dirinya memilih Felisha.

Game Over: THE WOLFGANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang