09. Let's Play a Game!

139 10 0
                                    

Happy Reading Fellas!

~♥~

S E M B I L A N

"Nih, Strawberry yang manis untuk penyuka ice cream strawberry yang manis!"

~♥~

"Felishaa!!" teriak Dara dari lantai bawah. Ia tengah membersihkan meja makan yang sehabis digunakan untuk sarapan. Kebiasaan seorang ibu rumah tangga. Anak bungsunya pun turun dari lantai atas.

"Ini udah siap ma!" jawab Felisha setengah berteriak. Ia menghampiri mamanya dan melihat seseorang yang tak diinginkan sudah ada disana dan membantu mamanya itu. Hela napasnya terdengar kasar. Ia menahan umpatan dalam hatinya.

"Yaudah buruan, nih pacar kamu udah jemput," ujarnya lagi sambil melirik ke arah Fabian. Yap, Fabian sudah datang untuk menjemput Felisha. Felisha tak habis pikir, ia memberikan waktu satu bulan bukan berarti Fabian harus bersikap seperti seorang pacar. Bahkan sampai melakukan 'pendekatan' terhadap mamanya.

"Pacar apaan sih ma? Orang bukan!" jawabnya sambil menggerutu.

"Terus apa dong?"

"Calon pacar tante!" jelas bukan Felisha yang menjawab. Tapi Fabian dengan senyum manis yang sok polos.

"Ngapain pakai calon-calonan segala? Dasar anak muda zaman sekarang!" Dara keheranan sambil menggelengkan kepalanya.

"Soalnya anak tante ini masih kecil, kalo saya jadikan pacar nanti anak tante nangis gimana?" tanya Fabian bermaksud bercanda. Candaan yang sangat tidak lucu menurut Felisha.

"Ya gampang, tinggal kasih es krim aja," jawab Dara yang membalas humor Fabian. Keduanya tertawa tanpa diikuti Felisha.

"Wah, berarti boleh dipacarin dong ya?"

"Asal jangan disakitin aja,"

"Haduh tante, nyakitin cewek itu udah enggak zaman. Mana mungkin sih, Fabian menyakiti anak tante yang cantik ini?" jawab Fabian dengan menatap Felisha sambil memainkan alisnya. Felisha jelas makin geram. Apalagi pada jawaban Fabian.

"Udah, sana berangkat. Nanti telat. Oh iya, nanti mama sama papa berangkat agak siang. Baik-baik dirumah ya Fel!" pesan Da pada Felisha. Felisha hanya mengangguk dan menyalami mamanya. Begitu juga Fabian yang mengikuti langkah Felisha dari belakang.

"Pamit dulu ya tante, Assalamualaikum!" pamit Fabian saat sudah di depan pintu.

"Wa'alaikumssalam!"

Felisha pun masuk ke dalam mobil Fabian. Mereka berangkat bersama ke sekolah. Sementara Al sudah sedari tadi berangkat dan menjemput Nesya, pacarnya.

****

Sesampainya di sekolah, Fabian mengantar Felisha sampai ke kelas dan membuat banyak orang mengira mereka sudah jadian. Begitu juga Al yang sedang lewat dan mengobrol bersama Azka. Ia menghampiri Fabian dan Felisha yang masih di depan kelas. Tak disangka Fabian merangkul Felisha saat itu. Apalagi Felisha tak menolak sedikitpun.

"Woyy! Pajak jadian!!" pinta Azka pada keduanya. Felisha hanya menatap datar, sementara Fabian dengan cengiran khasnya.

"Jadian gak cerita, bagus banget!" kali ini Al menimpali. Felisha nelirik ke arah Fabian. Fabian yang sadar juga menatap Felisha. Tapi sepertinya Fabian tak mengerti maksud Felisha. Maka ia hanya diam saja tak bereaksi apapun.

Lantas Felisha meninggalkan Fabian dan kedua cowok yang menatap mereka bingung. Ia masuk ke dalam kelas tanpa sepatah katapun. Fabian juga hanya melambaikan tangannya saat Felisha sudah duduk dibangkunya.

Game Over: THE WOLFGANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang