03. Dua Garis Bersinggungan

203 12 0
                                    

Aloha Fellas!!

I'm finally back again! Di part 3 ini memang berbeda dari versi sebelumnya, bahkan agak melenceng jauh. Jadi aku harap fellas semua yang dulu mengikuti kisah ini lebih suka. Ada banyak perbaikan yang aku usahakan bisa makin menarik pembaca di sekitar sini wkwkwk.

Untuk beberapa part di awal aku memang fokuskan untuk sudut pandang penulisnya ke arah The Roacherz yang akan jadi rumah dari keseluruhan Game Over ya! Tapi nanti sudut pandangnya akan berubah sepenuhnya ke arah Wolfgang sebagai pokok bahasan. Aku harap kalian bisa maklum. Nah dari pada kebanyakan intro, kita langsung aja menuju part 3 ya!

Happy Reading Fellas!

~♥~

T I G A

"Tapi nggak usah pake hati, Fel. Hati lo terlalu lemah,"

~♥~

Kantin SMA Delapan Dua Jakarta sudah di penuhi oleh manusia-manusia kelaparan yang baru saja menghabiskan waktu untuk belajar. Secara serentak berhamburan keluar kelas dan menyerbu sumber pangan berada. Tidak terkecuali, The Roacherz. Sepuluh orang itu sudah berkumpul dalam satu meja dan lagi-lagi menjadi pusat perhatian.

Mereka duduk dengan dua meja di gabung memenuhi pusat kantin. Felisha, si anak baru yang membuat The Roacherz bahkan lebih heboh tak menunjukkan senyumnya sekali pun. Tidak seperti tadi pagi ia di penuhi tawa, ia hanya diam dan menanggapi kawan-kawannya sesekali.

""Woy, bagi dong siomaynya!" ujar Azka pada David yang berbagi siomay dalam satu piring.

"Beli dong, modal!" balas David tak mau kalah. Ia sudah berbaik hati mau membagi sedikit makanannya pada Azka. Namun laki-laki itu sepertinya memang sengaja mengambil untuk darinya.

"Eh itu yang pacaran, hargai yang jomblo sih!" celetuk Hafizh setelah menelan baksonya sambil menatap Al dan Nesya yang asyik suap-suapan.

"Emang mau siapa?" tanya Al santai.

"Yang sholehah dan cantik dong pastinya," jawab Hafizh dengan senyum lebar yang mengerikan.

"Emang mau siapa yang peduli?" tanya Al lagi dengan mengubah ekspresinya menjadi datar.

"Ih bang Al..."

Begitulah suasana gerombolan gila makan yang sedang berkumpul di kantin. Berkumpul hampir setiap hari dengan manusia-manusia gila. Apalagi sekarang bertambahlah satu spesies manusia yang menambah kegilaan kumpulan itu. Mereka membicarakan hal yang tidak penting sampai yang penting bersama. Dengan masing-masing pribadi yang berbeda-beda. Mulai dari yang paling berisik, paling gila, paling galak, paling keras kepala, dan paling diam pun ada di dalam gerombolan itu. Felisha tersenyum senang karena tak ada yang berubah dari mereka.

"Kalian ribut banget sih, gak kasihan sama Felisha? Bingung gitu lihatin kita," tegur Alfi pada kawan-kawannya. Sontak semua langsung menatap Felisha yang malah mencomot siomay milik David.

"Santai gue mah," balas Felisha datar.

"Lo kayak sama siapa aja deh nyil, biasanya juga cerewet banget," celetuk Alfi yang mengerti Felisha.

"Iya lo, biasanya lo yang paling berisik. Ngomong enggak pake berhenti," timpal Azka.

"Butuh adaptasi coy," jawab Felisha lagi.

"Eh, by the way, welcome back to The Roacherz Fel!" ujar Nesya tiba-tiba yang kemudian di susul ucapan yang sama dari yang lain.

"Thank you," jawab Felisha singkat.

Game Over: THE WOLFGANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang