50. One Fine Day: Roacherz's Holiday

20 2 0
                                    

Happy Reading Fellas!

~♥~

L I M A P U L U H

"Honestly, you always let me down, and I know we're not just hanging out"

~♥~

Pagi ini The Roachers sudah berkumpul di markas dengan wajah sumringah dan tidak sabar. Mereka menenteng tas masing-masing dan bersiap untuk berangkat liburan sesuai yang mereka rencanakan kemarin. Setelah berdoa bersama mereka pun masuk ke mobil mereka masing-masing sesuai pembagian oleh Kanya. Fabian, Felisha, Galih, dan Azka satu mobil di mobil Fabian. Di mobil Al ada Nesya, Iqbal dan Ardha. Lalu di mobil Alfi ada Valerie, Hafizh, Kanya dan David. Dan terakhir Rio satu mobil bersama Dito. Mereka berangkat menuju pantai di daerah Banten.  Villa besar khusus mereka sewa untuk semalam.

Sesampainya di pantai, anggota The Roacherz mengambil foto bersama di pantai. Mereka berfoto dengan konsep yang berbeda-beda. Mulai dari formasi lengkap, formasi setiap agen, dan formasi couple. Mengambil kesempatan ini untuk mengabadikan momen kebersamaan mereka yang selama ini tak sempat dicetak. Felisha yang menjadi pelopor ide ini pun terlihat paling antusias. Ia yang menyiapkan segala konsep, properti dan kostum yang digunakan dalam pengambilan gambar. Senyum lebar tak lepas dari wajah gadis itu. 

Setelah foto-foto bagus terambil, anggota The Roacherz melanjutkan kegiatan mereka di pantai. Para laki-laki memutuskan untuk surfing melihat ombak yang cukup tinggi dan menantang. Sementara para perempuan bermain di pinggir pantai sambil menonton mereka yang menantang ombak. 

Felisha sendiri hanya duduk manis di pinggir pantai. Ia menatap kawan-kawannya itu penuh arti. Gadis itu tak mengira, idenya yang mendadak ini dapat terlaksana. Bahkan teman-temannya ikut antusias. Semua permasalahan sudah usai. Fabian yang sudah berdamai dengan keluarganya membuat hati Felisha terasa lebih tentram. Gadis itu bersyukur bisa membantu Fabian dan Rania. Ia bersyukur, tak ada yang perlu dikorbankan dari masalah ini. Pun Adintara dan Vivina berhasil membujuk Rania untuk melakukan pengobatan. 

Felisha ingin terus seperti ini. Menemani Fabian melalui semua masalahnya. Felisha merasa mulai bisa menerima Fabian tanpa embel-embel pelarian seperti dulu. Toh, Fabian masih menunjukkan kesetiannya di bulan ke 8 berjalannya hubungan mereka. Bukankah sudah saatnya Felisha menaruh kepercayaan penuh pada Fabian?

Fabian yang sudah selesai surfing pun mengarah ke pinggir pantai. Laki-laki itu melihat kekasihnya yang masih saja tersenyum lebar. Ia membawa papan surfingnya itu dan mendekati Felisha. Fabian duduk di samping Felisha dan menyenggol bahu gadis itu.

"Happy banget, Neng!" 

Felisha menyambar tangan laki-laki di sampingnya kemudian berujar, "Gue seneng punya kalian."

Ujaran itu membuat Fabian menengok penuh ke arah gadis manis di sebelahnya. "Eh bayangin nggak sih? Kita bisa tetep kumpul sampe pada punya anak nanti. Kan lucu, kita holiday rame-rame bawa keluarga masing-masing."

Fabian terdiam sejenak, berusaha mencerna apa yang baru saja di dengarnya dari mulut kekasihnya. Sejauh itu Felisha berpikir hubungan ini akan berjalan? "Lo mau punya anak sama gue?" celetuk Fabian membuat dahi Felisha berkerut.

"Apa sih?! Ge'er banget!" sanggah gadis itu.

"Well, gue sih mau punya anak dua," ujar Fabian lagi sambil menggenggam erat tangan mungil Felisha.

"Kok jadi bahas anak sih Fab?" protes Felisha merasa aneh dengan bahasan mereka.

"Orang lo duluan yang narik topiknya!" debat Fabian lagi.

Game Over: THE WOLFGANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang