30. Pelarian

37 7 0
                                    

Happy Reading Fellas!

~♥~

T I G A P U L U H

"Rasah ngguyu! Ngenyek aku po piye? Ngajak gelut we?!"

~♥~

Akhirnya kasus bullying yang menyeret Felisha selesai dengan damai. Ashilla mengakui kesalahannya dan membawa rekaman video yang asli dari kejadian itu. Felisha sendiri tetap mendapat hukuman yaitu skorsing selama 3 hari. Kedua orang tua Felisha pun tahu tentang masalah ini. Namun mereka hanya menasihati Felisha untuk tidak mengulangi hal seperti ini lagi.

Selama masa hukuman Felisha hanya akan berada di rumah atau bermain bersama Fabian setelah laki-laki itu pulang dari sekolah. Ia juga tidak pergi berkumpul dengan member The Roacherz dan malah lebih sering mengunjungi Rania di kediamannya.

Sebenarnya alasan ia jarang pergi ke markas besar The Roacherz adalah Alvaro. Jujur saja ia masih kecewa dengan Alvaro dan papanya yang menyembunyikan hal sebesar itu darinya. Felisha bingung bagaimana menyikapi keduanya. Ia kecewa tapi tak mau menyalahkan. Gadis itu tak mau Al dan papanya tahu soal Gerald. Sudah pasti, sang papa akan membawanya pergi menjauhi keluarga Gerald. Kemana pun itu. 

Tapi Felisha tak mau kemana-mana lagi. Felisha ingin di sini. Ingin bersekolah di sini bersama teman-temannya. Ia tak mau berpisah jauh lagi dari orang-orang yang ia sayangi. Hatinya gundah sekali. Ia tak bercerita banyak kemarin. Hanya seperlunya dan banyak kebohongan. Jelas Felisha tak ingin semua orang tahu tentang apa yang terjadi di Bandung kemarin. Felisha menyimpannya rapat-rapat dan menyelesaikannya secara diam-diam. 

Felisha yang sedang galau seperti ini, biasanya ia akan berada di rumah sendiri sambil bersantai menonton tv. Tangannya tak akan kosong. Oh jelas akan ada snack atau es krim strawberry kesukaannya. Lihat sekarang, ia sedang tertawa karena ocehan manusia-manusia yang bekerja di layar.

Jangan lupakan Fabian yang sedari tadi ada di samping Felisha. Laki-laki itu menemani Felisha setelah pulang sekolah. Sekedar main dan melepas rindu dengan kekasihnya itu. Ah, jangan lupa bahwa Fabian sedang mengawasi pacarnya agar tidak berjumpa lagi dengan sang ayah dan ibu keduanya.

Dalam beberapa minggu terakhir Felisha memang kerap bertemu dan membicarakan sesuatu yang katanya Fabian belum boleh tahu. Jelas laki-laki itu tidak suka melihat Felisha justru dekat dengan orang yang ia benci. Meski dalam beberapa hal ia bersyukur Felisha bisa menjalin hubungan baik dengan ayahnya, namun tak di pungkiri bahwa Fabian takut Felisha malah ada di pihak ayahnya.

Fabian sungguh tak tahan untuk diam dan pura-pura tidak tahu bahwa Felisha memang sering pergi menemui Adintara dan Vivina tanpa sepengetahuannya. Dalam beberapa kesempatan Fabian memang ingin menanyakan hal ini pada Felisha, namun karena Felisha sempat terlibat masalah kemarin, ia tidak ingin menambah bebannya.

"Sha," panggil Fabian, mencoba untuk membuka percakapan. Fabian yang duduk di samping Felisha mendekatkan dirinya dan berusaha memosisikan dirinya menghadap Felisha.

"Ya?" sahut gadis itu tanpa menoleh.

"Kemarin lo ketemu bokap lagi ya?" tanya Fabian tanpa basa-basi. Gadis itu terdiam mendengar pertanyaan Fabian, tak menunjukan reaksi ataupun ekspresi sama sekali.

"Gue tanya loh, Sha," desak Fabian lagi. Namun gadis itu hanya bergumam pelan tanpa niat menjawab. Fabian sedikit merasa geram karena Felisha benar-benar bungkam ketika membahas masalah ini.

"Lo enggak mau kasih tahu gue lagi? Gue tahunya harus nanti-nanti gitu?" Felisha mendesah pelan mendengar perkataan Fabian yang terlihat putus asa.

"Jujur, gue enggak punya hak apa-apa untuk cerita hal ini sama lo," jawab Felisha yang akhirnya mau membuka mulut.

Game Over: THE WOLFGANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang