Happy Reading Fellas!
~♥~
L I M A B E L A S
"Karena sekarang cuma lo satu-satunya tempat bersandar,"
~♥~
Langit yang terang dan bintang bertaburan menghiasi malam ini. Ditambah Felisha yang menemani malam Fabian. Mereka berada di rumah Felisha dan ceritanya sedang kencan untuk kesekian kali. Setelah seminggu berdiskusi tentang cara mempertahankan keberadaan The Roacherz, banyak yang harus dibicarakan. Namun kali ini Felisha membahasnya bersama Fabian disaat kencan. Bisa dilihat dari tadi Fabian bersungut-sungut. Felisha juga tak terlihat peduli, ia di sibukkan dengan ide-ide cemerlang yang keluar tiba-tiba.
Dengan tiba-tiba pula dering telepon ponsel Fabian berbunyi. Seseorang meneleponnya. Fabian pun izin ke Felisha untuk mengangkat telepon itu. Fabian berdiri dan berjalan agak jauh dari Felisha.
"Halo? Kenapa Mam?" jawab Fabian pada seseorang dibalik telepon. Ternyata mamanya meneleponnya untuk memberi suatu kabar.
"Apa sih mam? Bian nggak mau!" nada bicara Fabian berubah meninggi.
"Lalu? Bian harus peduli?" entah apa yang mereka bicarakan, Felisha bisa mendengar bahwa mereka sedang berselisih paham.
"Apa orang itu memikirkan perasaan Bian dan mama? Kalau iya, orang itu nggak akan secara terang-terangan mengundang mama kesana," ujar Fabian yang semakin teguh.
"Apanya yang baik-baik aja sih, mam? Yakin itu enggak menyakiti hati mama? Mama enggak tahu kan? Gimana perasaan Bian ketika mama dibawa ke tempat yang jauh?" pertanyaan bertubi-tubi yang membuat mamanya diseberang telepon menghela napas.
"Bian melarang mama untuk datang," setelah mengucapkan kalimat itu dengan tegas Fabian menutup teleponnya sepihak. Fabian pun dengan wajah yang semakin di tekuk menghampiri dan duduk di sebelah Felisha lagi. Felisha yang pura-pura tidak mendengar pembicaraan tadi bertanya dengan wajah polos.
"Siapa yang nelepon?" tanya Felisha tanpa menoleh ke Fabian.
"Nyokap," jawab Fabian singkat dan setelahnya menghela napas panjang.
"Oh, kenapa?"
"Kenapa apanya?"
"Kenapa nyokap lo telepon?"
"Enggak papa,"
Felisha mengangguk paham. Ia tahu Fabian sedang marah dan sulit diajak bicara. Tapi ia ingin membuat Fabian mau cerita dengannya. Felisha ingin jadi tempat berkeluh kesah Fabian.
"Yaudah, antar gue yuk? Ke markas ambil bahan presentasi besok. Sekalian gue mau nginap disana malam ini," ajak Felisha ke Fabian yang masih menekuk mukanya. Fabian menoleh ke arah Felisha dan bertanya,
"Berdua aja?" tanya Fabian dengan wajah polos.
"Iyalah, ngapain ngajak yang lain?" setelah menjawab Fabian, Felisha berdiri dan menutup laptopnya. Ia segera mengambil keperluannya di dalam kamar dan menarik Fabian keluar rumah.
Mereka pun segera pergi ke markas besar The Roacherz. Di sana memang tak ada orang karena member The Roacherz sendiri sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Felisha dan Fabian pun masuk dan duduk di ruang tengah. Felisha juga masih bersama Fabian saja sebab sedang memakan es krim strawberry kesukaannya. Fabian juga masih dengan wajah badmood yang sepertinya ia tahan sedari tadi. Felisha geram melihat Fabian yang seperti itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Game Over: THE WOLFGANG
Novela Juvenil"Your game was over, Fabian. Wanna play again?" *** DISARANKAN MEMBACA PROLOG SEBELUM MEMUTUSKAN TERTARIK ATAU TIDAK! Game over was come back with a new plot! Get ready to fall in love!! Happy reading guys, hope you enjoy! ---------- #9 squad [150...