Capek

421 17 6
                                    

Bara masuk ke rumah dengan jinjingan di tangan-nya. Iya itu titipan Vanka, rujak. Emang bumil tuh, aneh-aneh aja.

"Sayang,"

"Iya?"

"Ini rujak-nya,"ujar Bara

Vanka langsung melesat turun dari ranjang berjalan cepat membuat Bara kelabakan. "Pelan-pelan Vanka"

Vanka nyengir doang trus langsung duduk di sofa. "Enakk ini pasti,"

Bara hanya menatap Vanka yang sedang memakan rujaknya dalam diam. Melihat bumil itu amat sangat senang membuat Bara tersenyum tipis.

"Pelan-pelan makannya,"ujar Bara melihat Vanka makan dengan sangat lahap membuat bumbu rujak itu menempel di sudut bibir Vanka.

"Hm,"Vanka hanya bergumam malas

---

Nama-nya Claranda Aeera Cantikka gadis cantik dengan poni tipis di kening-nya. Gadis polos nan manis yang mampu menarik perhatian seorang Abyan Cakra Adytama yang sangat anti dengan perempuan. Namun Clara, Clara mampu membuat Byan merasakan degupan jantung yang tak biasa saat melihat sang gadis pujaan hati tertawa atau tersenyum.

Gadis yang pernah hampir mati karena di tabrak truk. Gadis yang dulu sangat rapuh. Namun sekarang Clara kuat, berkat Mama, sahabat-sahabat-nya dan Byan.

Kini, gadis itu sedang berada di kamar-nya cewek kuda poni itu tampak baru menyelesaikan ritual mandi-nya.

Tiba-tiba Mama Carolline membuka pintu. "Dek, ada calon mantu di bawah. Katanya mau nemuin kamu, temuin gih,"

Clara mengernyitkan keningnya. "Ngapain dia Ma?"

"Ya Mama nggak tau sayang, mending kamu temuin langsung,"

Clara mengangguk. "Iya Ma, Caca sisiran dulu,"

Mama Carolline mengangguk lalu menutup kembali pintu kamar Clara. Sementara Clara ia mulai menyisir rambut-nya hingga rapi lalu turun ke bawah.

Di bawah, Clara bisa melihat kalau Byan sedang duduk di ruang tamu dengan ponsel di genggaman lelaki itu.

"Ada apa?"tanya Clara to the point

"Marah?" Itu kalimat pertama yang terlontar dari bibir Byan

"Siapa?"tanya Clara balik, terkesan jutek.

"Lo,"

Clara menggeleng. "Nggak,"

"Trus kenapa telfon gue nggak di jawab?"tanya Byan lagi

"Mati,"jawab Clara seada-nya

"Mati gimana?"

"Habis batre,"

Byan mengangguk singkat, lalu berdehem sebentar. "Maaf,"

Clara langsung membeku. Apa tadi? Maaf? Yang bener aja seorang Byan bilang maaf?

"Untuk?"

"Kesalahan gue,"jawab Byan

Clara diam sebentar, lalu tak lama menghela napas berat. "Kita itu sebener-nya apa sih By? Temen? TTM? Atau apa? Gue juga butuh kejelasan dari lo. Gue capek gini-gini terus. Capek By. Lo berlaku seenak-nya ke gue padahal disini gue bukan siapa-siapa lo. Gue sekedar cewek yang pernah lo tolongin. Udah nggak lebih kan By?"

Pertanyaan Clara mampu membuat Byan diam. Ia juga tidak ingin hubungan-nya dengan Clara seperti ini terus. Ia juga ingin ada kemajuan walaupun sedikit namun, ia juga bingung.

"Lo bilang kita cuman temen kan, gue rasa kita udah kelewatan batas. Nggak ada temen kayak gini By. Gue bukan-nya berharap lo nembak gue sekarang. Lo pernah bilang kalo banyak yang mau lo pertimbangin, bahkan sampe sekarang gue gatau apa yang lo pertimbangin,"

ALVANKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang