manis

393 17 0
                                    

Jangan lupa vote sama komen guys!

Jam berapa kalian baca ini?

Typo bertebaran! Tandain nee

HAPPY READING

Samudra berjalan sendirian ke arah kantin. Sesuai permintaan Clara, yang menitip makanan dengannya ya dia turuti. Lagian cewek poni itu jarang-jarang meminta sesuatu padanya.

Setelah pertemuannya dengan Azkia kemarin. Cukup membuat Samudra paham alur kisah cewek yang di sukainya itu.

Ya, kemarin selepas dari rumah sakit. Samudra memutuskan untuk mengajak Azkia bicara di taman.

Singkat cerita, Azkia menceritakan semuanya. Tidak ada yang tidak Azkia ceritakan. Samudra yang mendengarnya pun tak tega lalu menarik Azkia kedalam pelukannya. Setelah lama menangis akhirnya Azkia bisa tenang. Walaupun Samudra bingung ingin bicara apa di karenakan takut melukai hati Azkia jadi ia lebih memilih untuk diam saja sampai gadis itu selesai menangis.

#Flashback On

Setelah menangis di pelukan Samudra yang cukup membuat Azkia tenang. Barulah Samudra berani berbicara.

"Cukup ya. Nggak perlu mikirin dia lagi. Gue rasa kata semangat sama sabar udah basi. Gue juga nggak tau harus ngomong apa. Intinya, lo bisa lupain dia. Jangan terus terusan inget dia. Cukup. Gue gamau lo nangis kayak gini lagi. Ini terakhir lo nangis karena cowok, setelah itu gue nggak akan izinin lo nangis cuman gara-gara cowok lagi. Okey?"ujar Samudra sambil menghapus jejak air mata di pipi Azkia.

Azkia mengangguk. "Makasih udah mau dengerin curhatan gue, maaf kalo gue nggak bisa bales perasaan lo, jujur gue nyaman sama lo, tapi rasa gue masih sama Tian"

Samudra hanya tersenyum. "Ga perlu mikirin perasaan gue. Cukup lo selalu senyum, jangan nangis itu udah buat gue bahagia bukan main. Gue nggak minta banyak. Cuman itu."

Azkia tersenyum sekali. "Gue sayang sama lo Sam,"lalu Azkia kembali menubruk tubuh Samudra dengan pelukan hangat yang mampu membuat Samudra tersenyum bahagia.

"Gue jauh lebih sayang sama lo,"

#Flashback Off

Aaaaa! Samudra bisa tambah gila kalau seperti ini. Lihat saja sekarang, lengkungan manis itu tidak pudar di bibirnya membuat para kaum hawa menjerit. Karena perlu tau saja, senyum Samudra itu amat sangat menawan.

Sampai tiba saat berpapasan dengan Tian, Samudra menipiskan senyumnya. Menatap sekilas mantan kekasih sahabatnya itu lalu melenggang begitu saja. Samudra tidak memiliki urusan apa apa dengan lelaki brengsek itu walaupun ia berang karena kelakuannya yang membuat Azkia sampai menangis.

Sesampainya di kantin, ia mulai memilih makanan mana saja yang akan ia bawa ke lapangan basket. Mulai dari roti, ciki, sampai minuman. Saat melihat roti coklat, Samudra langsung mengambil dua bungkus lalu membayar semua belanjaannya.

Setelah itu ia berjalan ke arah lapangan basket. Sendirian. Semua temannya masih di base, malas keluar katanya.

Saat masuk ke lapangan basket ia memperhatikan tribun lalu menemukan Clara yang sedang melambaikan tangan padanya.

"Nih,"ujar Samudra menatap tajam Clara

Clara menyengir. "Hehe, makaseh yak baek bat dah lo,"

"Bacot anying, giliran ada mau aja sok baik,"jawab Samudra

Ia menyerahkan dua bungkus roti coklat kepada Azkia yang sedari tadi menatapnya. "Gue tau lo suka coklat,"

Azkia tersenyum. "Makasih,"

ALVANKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang