Ukiran Bahagia dari Bara

380 13 5
                                    

Halo!!!!! Kita ketemu lagi, alhamdulillah masih sehat walafiat, kalau kalian gimana guys?

Bismillah, part terakhir sebelum konflik. SELAMAT MEMBACA!

Hari ini hari minggu, semua penghuni rumah keluarga Smith berada dirumah, termasuk Papa dan Mama. Mereka berencana akan berdiam diri di rumah, menikmati akhir pekan bersama. Namun gagal, karena Bara dengan tiba-tiba berkata ingin mengajak ke puncak.

Mama Fero dan Papa Alex memilih tidak ikut karena ingin menghabiskan hari berdua dirumah.

Pagi-pagi sekali, setelah sholat shubuh Bara, Vanka dan Lica bersiap akan ke pantai, kata Bara mereka akan ke Puncak Bogor, yang butuh waktu sekitar 3 jam menuju kesana.

"Udah, yang?"

Vanka menoleh, "udah."

Bara menganguk, suami Bara itu mengenakan pakaian serba hitam, kaos hitam polos, jaket bomber kesayangan Bara, ripped jeans berwarna hitam, sarung tangan dan sepatu boots hitam mirip seperti milik Jungkook BTS. Pemberian Vanka, yang harganya tidak main-main, 18 juta mungkin?

Seperti ingin melihat orang meninggal. Itu kata Vanka.

Vanka mengikat rambut coklatnya membentuk cangkang siput lalu mengenakan jaketnya.

"Berangkat?"

Vanka mengangguk antusias, berjalan keluar dengan pundak kanannya menggendong tas ranselnya.

"Angelica! Buruan!" Teriak Bara.

"SABAR NAPA! LAGI PAKAI SARUNG TANGAN!" jawab Angelica yang sudah keluar dengan tangan yang sibuk memakai sarung tangannya.

"Lama."

"Dih?"

Angelica menyusul Abangnya yang sudah menuruni tangga. Dibawah, ia bisa melihat Vanka yang baru saja mengikat simpul tali sepatu kets hitamnya. Sepertinya baru, karena bisa Lica lihat kotaknya disamping kaki kakak iparnya itu.

"Widihh! Siap touring nih Kak?"

Vanka mendongak lalu tersenyum antusias. "Siap dong!"

"Kita naik apa?" Tanya Lica untuk Abangnya.

"Mobil, ntar lo digonceng sama Adelard."

Lica mengangguk santai, lalu berjalan keluar, memasukkan ranselnya yang cukup berat.

"Ayo berangkat."

Vanka mengangguk. "Let's go!"

- - -

Di basecamp besar tempat biasa Bara dan teman-temannya berkumpul, banyak motor terpakir diarea depan basecamp. Rencana touring dadakan ala Bara ini mampu membuat semangat membawa motor mereka berkobar, walaupun sempat mengumpat dalam hati karena Bara mengabari mereka tengah malam, lewat chat pula.

"Bagasi aman, udah gue kunci." Kata Adelard.

Byan mengangguk, mengacungkan jempolnya.

"Lo bawa siapa Lard?" Tanya Azri menggoda.

"Bawa orang, lo gak usah sok-sok nanya deh gue bawa siapa, gue tau gue jomblo, tapi gue ada goncengan kali!" Sungut Adelard.

"Siapa?" Tanya Byan yang sedari tadi diam.

Adelard memutar bola matanya jengah. Giliran dia bawa goncengan aja semuanya pada kepo. "Adeknya bos lo pada!"

"Gue kira dia bawa motor lagi kaya tahun kemarin."

"Gak di bolehin abangnya, lo sendiri bawa siapa Zri?" Tanya Adelard.

"Noh!" Tunjuk Azri pada Chlaya yang baru saja datang, niat Azri ingin menjemputnya, namun katanya Chalya berangkat sendiri saja, karena ada alasan tertentu.

ALVANKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang