hallo! ketemu lagi!! kalau kalian tanya apakah ini chapter terakhir alias end, jawabannya adalah enggak. karena masih ada beberapa chapter lagi. aku nggak bisa prediksi, berapa chapter lagi, tapi yang jelas kalau di letakkan semua disini mungkin gak akan muat. jadi, masih ada beberapa waktu untuk kalian bareng-bareng sama Alvanka.
Happy reading, i hope u can feel how i feel! Thank you❤❤
___________________________________________
Jangan lupa kalau disini, tugas ku melindungi mu dari segala kesakitan dunia. Lelaki nakal ini yang akan melindungi sepenuhnya, dari apapun.
- Dari Bara untuk Vanka -
Satu bulan berlalu, kehamilan Vanka sudah terhitung lima bulan. Perutnya mulai menonjol, membuatnya mau tidak mau harus membeli seragam sekolah yang lebih besar, agar perutnya tidak terlihat menonjol. Bukan tidak terima dengan keadaan, tetapi dirinya masih ingin bersekolah.Di hari Senin yang cerah ini, Vanka sudah duduk diatas meja makan dengan satu lembar roti yang tengah ia baluti dengan selai coklat, kesukaan Bara.
"Bara, ayo sarapan!"
"Sebentar, Yang! Lagi cari gesper sama dasi!!" Jawab Bara setengah berteriak.
"Ck! Kebiasaan kamu tuh! Ada diatas meja rias aku dasinya, gespernya di gantungan baju belakang pintu!"
Dua menit hening, tidak ada suara Bara yang grasak-grusuk mencari barangnya. Hingga detik berikutnya, pintu kamar terbuka menampilkan Bara yang sudah ganteng dengan seragam putih abu-abu nya, tetap dengan baju yang di keluarkan, dan dasi yang dililitkan ditangan.
Jadi gunanya dasi itu sebenarnya apa sih?
"Pagi, istrinya Bara! Cantik banget pagi ini, nge-pink lagi warna pipinya habis di cipok siapa, ay?"
"Kenapa sih lo belakangan ini? Ketempelan?!" Vanka mengubah tata bahasanya dari kamu menjadi lo. Tidak sengaja, karena terlanjur kesal. Meski tak ayal menyimpan rasa senang akibat pujian Sang suami.
"Salah mulu gue, mati aja lah!"
"Gih sana,"
Bara mendelik, dan dengan wajah sok dramatis suaminya itu menggeleng. "Ckckckck, sungguh durhaka dirimu wahai istriku!"
TUH KAN!
Vanka sampai memijat pangkal hidungnya: pening melihat tingkah Bara yang akhir-akhir ini berubah drastis. Kenapa sih Bara itu?!
"Mending duduk, ntar varises berdiri mulu."
"YaAllah, hobi banget ngedoa'in yang enggak-enggak tentang suaminya. Durhaka kamu tahu nggak?"
Vanka memutar bola matanya malas. "Bisa nggak sih duduk aja? Please deh Bara, masih pagiiiiii!!"
Serius deh, Bara itu pagi-pagi gini hobi banget bikin Vanka naik darah. Kalau nggak pakai kata-katanya, sama kelakuannya yang Astaghfirullah banget.
Sementara Bara sudah duduk dikursi dengan wajah sumringah bukan main. Wajahnya berseri-seri menandakan bahwa lelaki itu tengah bahagia.
"Jangan coba-coba buat bolos upacara ya Bara, tak gebuk ndasmu!"
"InsyaAllah nggak bolos, ay." Jawab Bara. Pasalnya, Bara juga tidak bisa memastikan apakah dirinya benar-benar tidak bolos atau malah minggat menuju warung dibelakang sekolah.
"Ayo berangkat."
______________________________
Vanka menelusuri koridor sekolah dengan langkah santai. Seperti biasa. Yang berbeda adalah Clara dan Azkia yang tidak ada di sisi kanan kirinya, katanya kedua manusia yang tidak pernah akur itu tengah bersiap menuju sekolah, ya, kesiangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVANKA
RandomApakah yang biasanya dilakukan oleh seorang remaja berusia 17 tahun?bersenang-senang menghamburkan uang bukan?tentu tapi tidak dengan 2 remaja yang harus menerima perjodohan dari orang tuanya. Dia badboy SMA Anugrah harus di jodohkan dengan si canti...