With You

310 22 12
                                    

Selamat membaca, maaf kalau ada typo ya!

Warning 17+ bismillah ngefeel😔🙏🏾

Vanka meletakkan barang-barang yang dibawanya di lantai, tenang itu masih didalam kotak semua, jadi tidak akan lecet. Disusul Bara yang membawa banyak sekali papaerbag berwarna coklat, entah berukuran besar atau kecil.

Ia mengacuhkan suaminya yang sekarang sudah berdiri disebelahnya, meletakkan bawaannya dilantai, disebelah kotak-kotak yang sudah Vanka susun rapi.

Vanka sendiri bingung mengapa ia mendadak marah kepada Bara hanya pasal kado Ulang Tahun. Hey! Ayolah Vanka, kau calon ibu, masa iya cuma karena kado jadi marah. Menghela nafasnya berat, Vanka menatap Bara yang masih sibuk menata beberapa barang agar tidak berserakan.

"Masih ada nggak dibawah?" Tanyanya sedikit dingin.

"Nggak ada, cuma ini kok."

Vanka mengangguk kecil lantas meninggalkan Bara dan berbaring di atas ranjang empuknya. Cukup lelah duduk hampir satu jam lebih.

Hampir lima menit hening, Vanka sudah mengatupkan kelopak matanya, siap untuk menjelajahi alam mimpi, namun tangan besar yang melingkar diatas perutnya membuat Vanka urung masuk kedalam mimpi.

"Apa sih?!"

Bara menduselakan hidung mancungnya diceruk leher sang istri, ia peka kalau Vanka sedang marah namun ia hanya diam, mencoba untuk pura-pura tidak mengetahui. "Kamu yang apa,"

"Gak jelas banget, sana ih aku mau tidur!"

"Yaudah tidur bareng."

Wah, Pak Aldebaran enteng sekali anda mengatakannya.

"Gak mau tidur sama kamu, sana!"

"Aku di usir ceritanya?" Tanya Bara, menatap istrinya yang juga tengah manatapnya, galak.

"Iya! Sana ke kamar tamu, tidur disana!"

"Ngapain ke kamar tamu kalau aku punya kamar sendiri?"

"ISH! NGESELIN BANGET SIH SANA TI-"

Cup

Kecupan manis mendarat sempurna dibibir ranum Vanka, membuatnya bungkam seketika. Jangan ditanya, sudah seberapa merah wajah Vanka sekarang.

"Bawel banget," bisik Bara dengan suara serak khasnya.

Setelah itu yang terjadi adalah Bara yang kembali mengecup bibir istrinya, bukan hanya mengecup, tetapi melumat bibir kesukaannya itu dengan lembut, membuat Vanka terbuai hanya karena cumbuannya yang lembut.

Bara semakin gencar melumat bibir Vanka saat bumil itu membuka mulutnya seakan memberikan dirinya akses untuk memasukkan lidahnya, dan yang terjadi selanjutnya adalah keduanya yang saling bertukar saliva, Bara yang meraup habis bibir Vanka, membuat yang dicumbu merasakan getaran tak biasa dihatinya.

Posisi Bara sekarang sudah berada di atas dengan Vanka yang mengalungkan lengannya di leher Bara, sedikit menindih tubuh kecil yang berisi tersebut. Tangannya mulai menyingkap kaos kebesaran miliknya mengelus perut sedikit buncit itu dengan gerakan lembut, seakan meminta anaknya untuk tidak rewel didalam sana.

ALVANKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang