Bagas dan Azkia

389 17 0
                                    

Setelah dua hari di rawat di rumah sakit. Vanka akhirnya boleh pulang. Dan tentu saja dengan banyak larangan yang di buat oleh sang suami.

Contohnya.

"Jangan kerja yang berat-berat,"

"Jangan overthingking,"

"Jangan kemana-mana,"

"Besok nggak usah sekolah dulu."

Peraturan terakhir jelas di tolak mentah-mentah oleh Vanka. Peraturan macam apa itu?

Tapi Vanka hanya bisa pasrah, menolak pun tidak ada guna.

- - -

Mengulang pada hari sabtu.

Azkia baru saja selesai mengirim pesan pada Sasha kalau hari ini akan menjenguk Byan ke rumah sakit.

Ia berjalan ke balkon, pikirannya sedikit kacau saat ini. Akhir-akhir ini hubungannya dengan pacarnya alias Tian bisa dibilang tidak baik.

Bukan karena mereka bertengkar hanya karena hal kecil seperti biasanya. Ini termasuk hal besar maka itu membuat Azkia gundah gulana.

Tentang Tian yang kemarin sempat ia lihat di taman dengan seorang perempuan dan mereka berpelukan dan perempuan itu mengecup pipi Tian. Dan Tian hanya tersenyum.

Mungkin itu adik. Bukan! Tian itu anak tunggal tidak pernah memiliki adik. Azkia tau betul fakta itu.

Terakhir juga saat Azkia menghubungi Tian yang terlihat hanyalah Tian yang cuek. Tian yang terlalu dingin untuk seorang Azkia.

Sempat terlintas di benak Azkia kalau Tian bosan dengannya. Apa lagi mengingat perempuan yang bersama Tian lebih cantik dari pada dirinya. Itu cukup membuat Azkia insecure.

Azkia bertengkar dengan Tian, akhir-akhir ini pemikiran mereka sering bentrok. Alias tidak sepemikiran seperti biasanya.

Tian membentaknya membuat Azkia termangu. Tidak pernah Tian seperti ini.

Azkia sudah berfikir matang-matang, kalau memang ia harus melepaskan Tian, ia akan ikhlas. Karena percuma ia pertahankan kalau cuman Azkia yang berjuang namun Tian tidak.

Azkia menghela nafasnya, membuka salah satu aplikasi chat yang banyak digunakan orang.

Boyfiee<3

Temuin aku di taman bisa?

Bisa, knp?

Temuin aja, ada yg hrus aku bicarain.
Jam 2 kita ketemuan ya.

Ya

Love you
Read

Azkia tersenyum kecut. Tian sudah secuek itu dengannya. Bahkan hanya membalasa kata i love you too saja enggan, dari sana Azkia sadar kalau Tian tidak lagi mencintainya.

Azkia menatap jam di ponselnya. Sudah jam sebelas siang. Ia berniat turun ke bawah untuk makan. Karena sedari pagi ia sama sekali belum makan.

Turun ke bawah di sambut dengan Maminya yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Baru bangun?"

"Enggak,"jawab Azkia sambil duduk di samping Maminya

"Papi mana?"tanya Azkia

ALVANKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang