BS - [21] SERBUAN

817 151 24
                                    

🎶 New - Daya

•••

"gue curiga sama pak Bastian Ver" ucap Fagan memecah keheningan diantara mereka.

Deon yang mendengarnya reflek segera menatap Fagan. "ga selamanya dia harus disalahkan Gan"

Kenan mengernyit, tidak setuju dengan penuturan dari Deon barusan. "kagak kagak! tuh orang sampai kapanpun akan tetap bersalah!" ketus Kenan.

Genta melirik Deon. Ekspresinya terbilang ada yang aneh dari Deon.

"kenapa lo bilang kek gitu Gan?" tanya Marga, meminta penjelasan yang lebih rinci.

"ya lo pikir aja. ngapain dia datang lagi kesekolah kita?" tanya Fagan yang langsung digeleng kuat dengan Berta.

"engga Gan. teror Dareen aja terjadi sebelum dia datang lagi kesini. jadi ga mungkin dialah" timpal Berta.

"no!" bantah Kenan. "bisa jadi tuh orang neror Dareen sebelum dia datang lagi"

"seyakin itu lo?" tanya Deon, membuat yang lainnya reflek menatapnya.

"eh Deon. coba pertanyaan lo diarahin ke lo balik. seyakin itu lo dia bukan pelakunya?" tanya balik Kenan.

Genta melirik sekilas ke arah Savero yang terdiam dan hanya fokus dengan hpnya. "lo yakin Jihan yang neror lo?" tanya Genta, membuat Savero menoleh kearahnya sambil mengangguk pelan.

"kalau gitu bisa jadi yang nyelakain adek gue Jihan juga?" tanya Genta, yang kali ini membuat Deon, Fagan dan Kenan mengerutkan keningnya.

"anjir lo Gen! kemarin lo fitnah Wendy, sekarang fitnah Jihan. besoknya siapa lagi hah?!" gerutu Kenan.

"Jihan bukan tipe cewe yang kayak gitu Gen" ucap Deon mengoreksi ucapan Genta.

Berta beralih menatap Deon yang duduk didepannya. "tapi bisa jadi dia" tutur Berta membuat Deon menatapnya sinis. "kan lo berdua sempat ketemu dengan Talia dan diinterogasi jugakan?"

Savero reflek menghentikan aktifitasnya dan menatap Deon datar. Savero sama sekali tidak tau kalau Deon dan Jihan ikut diinterogasi juga tentang insiden Talia.

"Deon?" Kenan menaikkan kedua alisnya. "ngapain lo ketemu sama Talia?"

Deon menatap Berta tajam. Entah kenapa tatapannya sangat tajam. Marga yang melihatnya hanya melempar tatapan heran.

"gue emang ketemu sama dia. tapi gue cuma ngucapin kata selamat karna dia bakal wakilin nama sekolah ke paris. itu doang ga lebih" jawab Deon menguatkan alibinya.

"terus Jihan bagaimana?" tanya Kenan lagi, membuat Deon beralih menatapnya.

"gue pergi berarti Jihan ikut pergi juga" jawab Deon dengan penuh tekanan.

Ceklek.

Suara pintu terbuka. Menampilkan empat laki laki yang terlambat ikut bergabung dibeskem The Gods.

"sorry. ga bisa bolos" kata Regan menutup pintu.

"bangsat tuh guru! usir ajalah dari sini" geram Axel.

BAD SCHOOL || BlackVelvet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang