BS - [37] X

740 133 15
                                    

•••

Pagi hari yang rasanya aneh.

Melihat beberapa orang yang memakai jubah putih keluar masuk dan meramaikan bangunan sekolah.

Cekretan dimana-mana, tidak lupa dengan garis polisi yang dipasang di daerah sekitar gudang.

Kain putih yang ternodai dengan warna merah hanya membuat beberapa murid histeris panik. Mereka ga pernah menyangka see this all clearly in front of their eyes.

Benar.

Kejadian kemarin sore sekitar pukul enam lewat, tapi baru diketahui pagi tadi? really a surprise.

•••

Wendy mempercepat jalannya menuju keruang kepsek.

Mendapati beberapa siswi yang berdiri didepan ruangannya, Wendy dengan sigap mencengkram Nara dengan kuat.

"jujur sama gue maksud lo apa Alata yang bunuh Talia? hah!?"

Nara berdecak melepas kasar cengkraman Wendy dari bajunya. "terus lo maunya siapa yang jadi pelaku pembunuhannya Taliaaa?!"

Jihan melihat Wendy, melempar tatapan khawatir dan merasa sangat tidak percaya dengan pelaku yang tidak pernah diduga.

Jennie mendengus kesal. Melihat Nara yang sedang berhadapan dengan Wendy.

"terus kalo lo tau dia pelakunya ngapain lo pake acara laporin Wendy ke polisi?" resah Jennie mengingat ulah Nara yang membuat laporan palsu ke kantor polisi.

"heh" tegur Kiran. "kita baru tau kemarin ya pas Rena cerita sama kita"

"cih," decih Jennie. "alasan lo semakin hari semakin kurang ajar ya"

"heh!"

"kalau lo ga percaya tanya aja sana sama Alata apa alasan dia tikam Rena kemarin" lirih Nara, menyuruh Wendy untuk masuk kedalam ruang kepsek.

"percaya ga percaya dia pelakunya" tutur Kiran, mengajak Nara pergi dari situ.

Wendy menggeleng. Sungguh tidak percaya.

"engga. gue ga percaya dia pelakunya" ujar Jennie menggeleng.

"gue sangat yakin pas kejadian itu Alata ada disamping gue!" ketus Jennie mengingat kegiatan camping waktu dulu.

"no way she"

"Jen," panggil Jihan. "bisa jadi diakan yang masuk diam diam ke kamar Talia dirawat" ucap Jihan, namun digeleng kuat dengan Jennie.

"engga Ji" bantah Jennie. "gue ga percaya tuh orang pelakunya" kukuh Jennie, entah kenapa perasaannya sangat kuat membela Alata saat ini.

•••

Helaan nafas yang terlalu sangat risau terdengar dikuping mereka bertiga.

"udahlah, lo kan cuma saksi doang" sahut Yera menenangkan Jojo.

Mawar mengangguk. "walaupun gue benci sama si mak lampir itu tapi gue masih ada rasa kasihan sama dia" ujar Mawar, menggeser piring batagornya kehadapan Gigi.

BAD SCHOOL || BlackVelvet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang