Semua orang memiliki topengnya sendiri.💎💎💎
Di bawah rintikan hujan, Hermione mengitari jalan hanya dengan lindungan jaketnya. Kepalanya Ia sembunyikan di balik kupluk. Terus menunduk sambil menendangi kerikil yang menghalangi jalannya.
Hermione sangat suka suara hujan. Karena hanya suara itu yang menurutnya tidak menghakimi. Bukan suara bentakan orang tuanya yang memaksanya ini itu, bukan juga cercaan dari orang-orang disekitarnya.
Hujan. Bersamanya, Hermione bisa menyembunyikan tangisnya.
Untung jaketnya ini anti air. Setidaknya, baju seragamnya tidak akan basah seutuhnya. Kalau iya, bisa habis dia dimarahi saat pulang nanti. Belum sembuh luka di lengan dan punggungnya. Pasti akan sangat menyakitkan jika mendapat pukulan lagi.
Hermione berhenti di tengah pohon rindang. Ia mengangkat kepalanya agar air merembes ke wajahnya yang muram.
Wajah itu memang masih mulus. Ayah dan ibunya sengaja tidak melukai wajah itu. Karena akan berbahaya jika orang-orang tahu kalau Hermione mengalami kekerasan dalam keluarga.
Selama ini, hanya tubuhnya yang lebam-lebam. Maka bisa dia sembunyikan dibalik seragam panjangnya.
"Hermione, kenapa kok pakai baju panjang terus? Rok juga panjang?"
"Di suruh Mama. Takut kena matahari katanya."
Haha, lucu banget. Mereka semua pun percaya itu. Atau sebenarnya curiga namun tidak peduli?
Begitulah akhirnya Hermione dijuluki tuan Putri. Dianggap sok karena tidak mau terkena matahari. Padahal mereka semua tidak tahu apa-apa.
Setelah puas membasahi wajahnya, Hermione mulai berjalan lagi. Namun baru beberapa langkah, Ia berhenti.
Tatapannya tertuju pada seorang anak laki-laki sekitar berumur 10 tahun dengan baju yang sudah basah semua. Ia sedang berjongkok di bawah pohon seraya mengelus anak kucing di dalam kardus.
Lucunya, anak itu memayungi kucing tersebut dan memilih kehujanan. Dari wajahnya terlihat Ia sangat bahagia ketika melihat kucing itu. Walaupun rambut dan wajahnya sudah di penuhi air hujan.
Hermione hendak pergi. Namun entah kenapa tertahan karena pemandangan ini sangat langka baginya. Karena selama ini, Ia terbiasa hidup tanpa mempedulikan sekitarnya. Untuk manusia saja Ia tidak peduli, apalagi dengan hewan. Menurutnya, buat apa susah-susah untuk membantu orang lain. Apalagi ini hanya hewan yang tidak bisa membalas budi baik.
Begitulah jalan pikir Hermione.
"Kamu itu nggak usah sok peduli sama orang! Mereka aja nggak peduli sama kamu!!"
"Nggak usah jadi orang sok baik! Kalo baik bisa bikin kaya raya, nggak akan ada koruptor!"
Itu lah yang dikatakan orang tuanya ketika Hermione mencoba untuk sedikit berbelas kasih. Bertahun-tahun pikiran itu mereka tanamkan. Membuat Hermione tumbuh menjadi gadis yang anti melihat hal baik.
Maka saat melihat anak itu, hati Hermione merasa kesal entah kenapa. Orang itu kok bisa-bisanya rela hujan-hujanan hanya demi seekor kucing jalanan?
Hermione menghembuskan napas kasar, lalu pergi dari sana setelah menatap anak itu dengan sinis.
Namun, jauh..
Jauh di hatinya yang paling dalam, Ia berkata..
Kenapa? Kenapa orang lain bisa dengan mudah berbuat baik? Sedangkan bagi dirinya, berbuat baik hanya untuk mendatangkan hukuman yang lebih berat lagi padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity [Dramione]
Fanfiction[COMPLETED] "Kenapa lo bantu gue?" "Karna gue suka sama lo. Dan asal lo tau ya, gue bukan orang suci yang bakal bantu orang lain dengan suka rela." "Apa yang lo mau dari gue?" "Kalo gue bisa selesain masalah ini, lo harus jadi pacar gue." "Walau...