24. The Real Impostor

487 86 17
                                    

"Bener kan dugaan gue. Lo bakal ke sini dan cari barang bukti itu. Lo ketangkep sekarang." Draco berdiri tegak dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana. Pembawaannya tenang namun mencekam.

Harry, Ginny dan Hermione pun ikut masuk ke kamar Draco.

Seseorang dengan wajah pucat pasi yang kini berhadapan dengan keempat orang itu menatap semuanya dengan bingung, takut, tak menyangka.

"Ka-kalian? Jadi.. kalian udah tau kalau gue-"

"Iya. Gue tau. Lo pelakunya." Draco menatap tajam, "..Blaise."

Laki-laki hitam manis itu menenang di tempat. Tubuhnya mulai gemetar. Ia tidak menyangka hal ini akan terjadi.

"T-tapi.. gimana bisa?"

"Bisalah!" tiba-tiba seseorang masuk lagi ke ruangan itu.

Theo.

Dengan senyum miringnya, laki-laki itu mendekat ke arah Draco dan berdiri di sampingnya. Ikut menatap Blaise.

"Lo salah kalo mau jebak gue sama Draco, Blaise. Kita nggak sebodoh itu."

Blaise membeku. Jantungnya berdebar cepat. Tidak. Ini tidak boleh terjadi.

"Bukan. Bukan gue pelakunya!"

"Nggak usah playing victim! Kita udah ada buktinya. Lo nggak bisa ngelak." Seru Harry.

Draco berjalan mendekat, "Lo? Tamat."

...

Flashback on.

"Kok, dia bisa di sini?" Draco membulatkan matanya ketika melihat seseorang yang tidak asing baginya di layar monitor Cctv.

Harry dan yang lainnya ikut melihat, "Blaise? Kok bisa?!"

...

"Yo, bantu gue."

"Bantu apaan?"

"Bantu gue buat buktiin siapa pembunuh Ricky yang sebenernya."

...

"Lo tenang aja, gue juga udah ada cara lain kok buat buktiin dia pelakunya." ujar Draco.

Blaise langsung menoleh, "Gimana caranya?"

"Gue nemuin suatu barang di TKP, gue yakin itu punya Theo. Besok gue bakal bawa barang itu ke kepolisian buat di tes DNA."

Tapi bohong.

Blaise mengernyit, "Barang? Barang apaan?"

"Udah lo nggak perlu tau. Pokoknya lo tenang aja, barang itu aman kok. Udah gue taro di kamar gue. Theo pasti nggak bisa ambil."

Blaise hanya mengangguk saja. Pandangannya mengawang jauh. Diam-diam Draco mengamati ekspresi itu.

Kena lo.

...

Theo diam kembali. Berusaha mengingat-ngingat. Namun bukannya menjawab pertanyaan Blaise, dia malah berdiri dan menitipkan handphone nya pada temannya itu, "Titip bentar, gue kebelet."

"Yee, gue lagi nanya juga. Yaudah cepetan."

Setelah meninggalkan tempat itu, Theo tidak ke toilet. Ia melihat Blaise di balik pilar. Ia yakin betul kalau orang itu pasti akan mengotak-atik handphonenya.

Setelah Theo pergi, Blaise jadi punya ide. Ia mengambil ponselnya Theo yang ada disampingnya itu lalu membukanya. Untung tidak pakai kunci segala.

Blaise membuka isi chat temannya itu. Namun tidak ada yang membuktikan kalau Theo punya masalah dengan Draco.

Dikejauhan Theo tersenyum miring. Rencananya berhasil. Sekarang tinggal melakukan rencana selanjutnya.

Serendipity [Dramione]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang