20. Good or Bad

460 85 11
                                    

Hujan turun deras malam ini. Hermione menengadahkan kepalanya untuk melihat langit malam yang terasa seperti sedang marah. Petir bersahutan, hujan tak pernah mereda dari jam delapan malam tadi.

Gadis itu melihat seisi gedung tempat lesnya. Suasana sudah sepi. Pantas saja, ini sudah jam sepuluh malam. Ia ingin memesan ojek online atau apapun itu, tapi handphonenya mati.

Dengan modal nekat, akhirnya Hermione berjalan menuju halte bus atau setidaknya jalan besar untuk menemukan angkutan umum. Sialnya, Ia tidak bawa payung ataupun jas hujan kuning kesayangannya. Maka dari itu Ia jadi basah kuyup.

Hermione berdiri di depan halte bus yang kosong. Bajunya kini sudah basah semua. Rambutnya juga lepek akibat hujan. Ia memeluk dirinya sendiri karena udara yang seakan menggigitnya. Gadis itu menggerutu sendiri karena bus lama sekali datangnya. Mungkin karna sudah malam.

Saat Ia sedang menunggu sendirian, tiba-tiba ada yang memanggil namanya.

"Hermione?"

Gadis itu menoleh. Ia mendapati Ginny yang tengah berdiri di sampingnya.

"Kok udah malem belom pulang?"

Hermione menatap datar gadis berambut merah itu. "Abis pulang les. Lagi nunggu bus."

"Oh gitu. Tapi itu baju lo basah semua. Mampir ke rumah gue dulu yuk? Ntar gue pinjemin baju."

Hermione menggeleng, "Nggak usah."

"Nanti lo masuk angin lo kaya gini." Sahut Ginny lagi.

Hermione jadi diam. Dia jadi ingat kata-kata Draco,

Jangan biarin diri lo itu terluka.

"Gimana? Ayok ke rumah gue dulu. Deket kok dari sini."

Karena terpaksa, akhirnya Hermione menurut. Ia berbagi payung dengan Ginny. Suatu hal yang tidak pernah Ia bayangkan sebelumnya.

Dalam perjalanan menuju rumah Ginny, mereka hanya diam. Hermione melihat payung yang menaungi mereka. Terlihat benda itu agak condong ke arah dirinya. Membuat sebagian bahu Ginny ikut basah karena air hujan.

Sesampainya di rumah Ginny, mereka langsung di sambut oleh seorang wanita paruh baya yang merupakan ibu dari gadis berambut merah itu. Sang ibu yang bernama Molly, sangat amat ramah. Keramahannya bahkan membuat Hermione canggung sebenarnya.

"Kok bisa basah-basahan begini, sih?" Tanya Molly seraya membantu Hermione mengeringkan rambutnya.

"Kan tadi Hermione udah bilang, Ma. Dia abis pulang dari les, terus nunggu bus." Seru Ginny yang sudah membawa baju ganti untuk Hermione.

"Ya iya, tapi kok les sampai jam segini toh? Anak gadis nggak baik pulang malem-malem."

Hermione hanya diam. Ia kini sudah mengganti bajunya dan tubuhnya sudah mulai menghangat.

"Ibu bikinin teh anget ya? Kamu udah makan belum?"

Hermione menggeleng, "Nggak usah, saya mau pulang aja."

"Eh, nggak boleh gitu. Badan kamu harus hangat dulu. Nggak boleh ada yang keluar rumah ini kalo nggak kenyang." Canda Molly. Namun yang namanya Hermione tetap saja diam. Seakan tidak tahu caranya tertawa.

Ia melihat seisi rumah. Tidak besar dan megah seperti dirinya. Tapi hangat. Banyak sekali canda dan tawa dari orang-orang yang ada di dalamnya. Ternyata Ginny punya banyak kakak.

Mereka kini duduk di depan meja makan. Hermione makan dalam diam. Walau sebenarnya Ia sedikit menikmati suasana hangat saat ini. Jujur, Ia selalu penasaran bagaimana rasanya tertawa di meja makan. Karena saat makan bersama keluarganya, menimbulkan suara saja tidak boleh.

Serendipity [Dramione]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang