Happy Reading 🤗
**
Sinar matahari mulai menyingsing masuk ke celah jendela menyilaukan pandangan seorang gadis. Kedua matanya mulai mengerjap begitu menyadari silauan cahaya menyorot ke arahnya.Dalam keadaan mata masih terpejam gadis itu menggeliat meregangkan otot-ototnya yang terasa lebih rileks setelah beristirahat semalam. Seorang lelaki idamannya pula mendatanginya lewat mimpi, maka pantas saja dia semringah begitu bangun tidur.
"Mas Abra! Bawain aku bunga," ucapnya. Tangannya menyambar ke arah buket yang tergeletak jauh darinya, tepatnya di atas nakas dekat handphone genggamnya.
Hachim!
Nyatanya kedatangan Abraham bukanlah sekadar mimpi, si kurir tampan itu memang mendatanginya dengan membawakan seikat buket bunga. Namun, kisah romansa keduanya harus dibaluti insiden bersin Neina yang nyatanya alergi aroma bunga.
Bagaimana pun juga Neina menghargai usaha Abraham untuk bersikap romantis padanya, meski selalu saja gagal.
"Jadi, Neina sama Mas Abra itu udah sah pacaran belum ya?" tanyanya entah pada siapa.
Gadis itu kebingungan sendiri dengan hubungannya. Sikap Abraham yang berubah drastis 180° meyakinkan hatinya untuk menetapkan satu nama terpatri dalam hidupnya tuk selamanya. Akan tetapi, pengungkapan perihal perasaan belum saja didengarnya.
"Kalau belum sah jadi pacar gini berabe nih urusannya. Harus ditelepon keknya."
Neina mencoba untuk menghubungi Abraham, tidak lama setelahnya hubungannya tersambung hingga akhirnya terdengar suara familiar.
"Iya? Ada apa, Nei?" Pertanyaan pertama muncul dari orang di sebrang sana.
Mendengar pertanyaan dari si lelaki, membuatnya tersipu malu karena dia menghubungi Abraham hanya untuk memastikan hubungan mereka.
"Anu, Mas ... euh ... anu," ucap Neina tergagap.
"Apaan sih?" tanya Abraham tidak tahu apa yang sebenarnya Neina ingin sampaikan.
Neina menarik napas dalam-dalam meresapi angin lewat hingga terasa begitu menyegarkan sampai kerongkongannya. Dengan sekali dia mengembuskannya sambil berucap, "Neina udah jadi pacar kamu belum?"
Dalam sekali tarikan napas Neina mengatakannya, seolah tidak ada lagi cara lain yang menyatakan perasaannya. Dia merutuki sendiri apa yang sudah ditanyakannya. Berulang kali dia mengetuk dahinya karena baginya itu kesalahan yang dibuatnya menimpa dirinya sendiri.
Tidak ada dehaman bahkan jawaban dari sebrang sana. Suasana hening kedua insan saling terdiam tidak berusaha untuk menimpali. Apalagi Abraham yang harus cepat memberikan penyampaian keputusan hatinya.
"Mas ...?" panggil gadis itu lagi.
Sedangkan, seorang lelaki di sebrang sana tengah sibuk merangkai jawaban yang tepat untuk Neina. Mendengar pertanyaan gadis itu, dia merasa ada keraguan dari hatinya. Takut jika salah langkah pastinya akan menyakiti hati antara mereka.
Abraham tidak bisa menentukan apa dia sudah mencintai Neina? Atau belum? Karena jika harus mengakui hatinya masih memilih Lastri untuk menemani potongan-potongan kisah bahkan selamanya dalam kehidupannya kelak.
Di satu sisi juga, dia tidak bisa mengabaikan Neina begitu saja yang sudah menaruh harap besar padanya. Apalagi begitu si kurir tampan itu meresponnya, peluang sang gadis terlihat lebih besar.
"Mas Abra!" Panggilan dari Neina lagi membuat si kurir tersadar dari lamunannya.
"Kita memang tidak berpacaran, Nei. Tapi saya harap kamu menjadi pacar halal saya kelak."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS KURIR MERESAHKAN ✔️
Humor[FOLLOW SEBELUM BACA DAN SPAM VOTE JUGA KOMEN BIAR AKU TAMBAH SEMANGAT NGETIKNYA] RANK #7(Ngakak) 10 Maret 2022 RANK #1(Meresahkan) 21 Juni 2022 RANK #10 (Bengek) 16 Agustus 2022 RANK #24 (Gesrek) 21 Agustus 2022 RANK #5 (Bengek) 29 Agustus 2022 RAN...