Happy Reading 🤗
***
Abraham berusaha menghubungi gadis yang kini masih mengurung dirinya di kamar. Lela sudah berusaha dengan maksimal agar putrinya keluar gua sekedar mandi atau makan.
Namun, Neina bersikukuh pada pendiriannya. Tidak akan menampakkan wajahnya pada siapa pun karena begitu dia melihat pantulan dirinya di depan cermin, sosok hantu mengerikan tampak di sana.
Bawah matanya terdapat lingkaran hitam seperti eyeshadow, bibirnya kering hingga mengelupas karena lupa tidak dipoles jelly seperti yang biasa dilakukannya setelah mandi, wajahnya kusam karena tidak terawat. Skincare miliknya bisa saja kadaluarsa jika dia terus larut dalam permasalahan yang tidak berkesudahan.
Sudah beberapa hari ini hidup Neina hampa, bahkan usaha kecil-kecilannya pun berantakan tidak ada yang memesan jualannya, pelanggan setia bernama Lastri kini sudah tidak menghubunginya lagi karena biasanya dia memesan gamis dalam jumlah banyak.
Tatapannya beralih pada jendela kaca kamarnya yang diberi celah sedikit. Di pekarangan rumah Lela tengah menyirami tanamannya, pohon cabai milik Neina sudah mulai bermunculan bunga buah. Gadis itu menghela napasnya pelan, dia tidak sadar jika dirinya sudah beberapa hari ini bermalas-malasan di dalam gua meratapi nasibnya yang terus menimpanya.
Ponselnya kembali berdering, membuyarkan pandangannya dan memaksa sudut matanya untuk melirik ke arah benda pipih yang tergeletak di atas nakas dekat ranjang.
Nama kurir tampan tertera di layar canggihnya. Kedua matanya terbelalak mendapati panggilan tidak terjawab dari Abraham beberapa hari ke belakang. Dan, hari ini lelaki itu menghubunginya lagi.
Neina menggigit bibirnya, dia berusaha menetralkan hatinya yang terasa gundah. Tidak seharusnya dia membiarkan lelaki itu, padahal kesalahan tidak sepenuhnya terletak pada dirinya.
Dia menekan tombol hijau menerima sambungan telepon dari kekasihnya. Apa? Kekasihnya? Apakah hubungan mereka sudah sah? Huft, entahlah.
Suara dehaman terdengar di sebrang sana. Neina terlalu gengsi untuk membuka suaranya lebih dulu. Berulang kali gadis itu menghela napasnya pelan.
"Nei," panggilnya dengan sangat lembut.
Nalurinya mengatakan jika lelaki itu akan meminta maaf padanya dan kisah mereka akan kembali terbalut oleh jalinan romansa seperti yang dia inginkan sebelumnya.
"Neina." Abraham kembali memanggilnya.
"Iya, Mas?" tanya Neina parau, beberapa kali dia berdeham memperbaiki nada suaranya yang serak. Efek menangis semalaman berdampak pada kondisi tenggorokannya yang terasa tercekat.
"Aku ingin mengakhiri semuanya."
Dari nada suaranya terdengar tegas seperti tidak ada penyesalan. Neina mengelus dadanya yang terdengar bertabuh tidak seperti biasanya. Apa maksud dari ucapan Abraham yang begitu rancu untuk diperjelasnya.
"Aku ingin kita seperti biasa saja. Tidak adanya ikatan, dan tidak saling mengharapkan."
Neina memalingkan wajahnya pada pigura yang menggantung di dinding kamarnya. Foto masa kecilnya saat berumur dua tahun, di sana dia tengah tersenyum sambil memegangi balon berwarna merah senada dengan baju yang dikenakannya. Gadis itu tersenyum samar mengingat dirinya sekarang yang terlalu cengeng menangisi soal percintaan bukan perihal mainan.
"Kenapa?" tanyanya. Dia melihat buku-buku jarinya sambil memainkan kukunya yang mulai panjang. Dua minggu lalu Neina menyempatkan untuk memotongnya, berarti hari ini jadwalnya memotong kukunya lagi.
"Aku hanya tidak ingin menyakiti hati siapa pun, Nei."
Kedua matanya menengadah menatap ke atas plafon bercat putih. Neina mencoba untuk menahan bulir bening yang mendesak keluar membasahi permukaan kulitnya. Namun, dia cepat menyekanya dengan kasar.
![](https://img.wattpad.com/cover/264526810-288-k827862.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS KURIR MERESAHKAN ✔️
Humor[FOLLOW SEBELUM BACA DAN SPAM VOTE JUGA KOMEN BIAR AKU TAMBAH SEMANGAT NGETIKNYA] RANK #7(Ngakak) 10 Maret 2022 RANK #1(Meresahkan) 21 Juni 2022 RANK #10 (Bengek) 16 Agustus 2022 RANK #24 (Gesrek) 21 Agustus 2022 RANK #5 (Bengek) 29 Agustus 2022 RAN...