11. Masa Lalu

15.2K 1.9K 3
                                    

"Kenapa?"

Hansa tidak langsung menjawab dan menetralkan wajahnya untuk kembali tenang.

"Keluarga Atkinson."

Atkinson? Zea bingung di dalam hatinya, pasalnya keluarga ini tidak di sebutkan di pengaturan novel jadi dia tidak tau apa-apa tentang keluarga ini.

Sejak terlempar ke dunia ini dia menjadi sadar bahwa yang dia ketahui hanya sebatas sudut pandang dari pemeran utama wanita. Dan saat dia menjalani sendiri juga dia menjadi tau bahwa dunia ini tidak hanya berputar di sekitar pemeran utama wanita.

"Singkatnya, saya anak tidak sah dari kepala keluarga Atkinson sekarang." Hansa berhenti sejenak dan melanjutkannya kembali. "Saat saya berusia lima tahun saya di bawa kembali ke mansion keluarga Atkinson, saya pikir itu adalah awal dari perubahan yang baik tapi saya salah. Ternyat, itu adalah awal dari neraka kehidupan."

"Orang lain sering mencaci saya sebagai anak haram, saya tidak terlalu mengerti pada saat itu dan seiring berjalannya waktu saya mengerti segalanya dan mencoba menghilangkan keberadaan saya seminim mungkin."

"Tapi itu tidak berguna sama sekali, semua jenis pelecehan dan kekerasan tertuju kepada saya setiap saat dan harapan untuk ditolong oleh ayah sialan itu juga menghilang."

"Sampai puncaknya sekarang saat saya berusia 22 tahun, saat tua bangka itu terbaring sakit keras mereka semua ingin membunuh saya karena warisan keluarga."

"Tidak apa-apa jika mereka ingin langsung membunuh saya tapi seakan tidak puas menyiksa saya bertahun-tahun mereka menambah penyiksaan yang lebih kejam sebelum membunuh saya."

"Untungnya saya diselamatkan oleh anda, nona. Waktu itu keputusasaan melanda saya dan berpikir bahwa saya akan mati saat itu juga. Dalam pikiran saya hanya ada satu, saya hanya tau bahwa dunia telah meninggalkan saya."

Hansa menundukkan kepalanya dan merasakan rasa sakit di badannya yang belum sempat dia obati, dia terbiasa dengan rasa sakit sejak dia masih kecil jadi dia tidak mempermasalahkan luka di tubuhnya. Juga karena rasa sakit inilah yang membuatnya menjadi orang yang kuat dan tahan dengan kerasnya kehidupan.

"Begitu, tenang saja saya akan membantu anda mencari kelemahan Atkinson dan membuat pertunjukan bagus untuk mereka."

Dia tidak tahu apakah keluarga Atkinson adalah keluarga terpandang atau bukan, jika itu adalah keluarga terpandang maka menerobos akses keamanan data perusahaan milik keluarga akan sedikit sulit.

Hansa tidak mengucapkan jawaban apapun tapi dari pandangan matanya terlihat bahwa dia sangat berterima kasih kepada nonanya.

"Saya lupa anda masih terluka, apakah anda ingin saya panggilkan dokter?"

"Tidak, saya masih bisa menahan rasa sakit seperti ini."

"Bagus untuk terbiasa dengan rasa sakit. Ada kotak obat di laci nakas di samping anda, obati luka anda karena beberapa hari lagi saya akan mengajak Anda ke suatu tempat."

Hansa menuruti perintah Zea dan mengambil kotak obat untuk mengobati lukanya, Zea melihat tangan Hansa yang telaten mengobati luka di tubuhnya dan mengangguk puas.

Zea bersandar malas di sofa dengan tangan yang terlipat di dada dan berkata. "Untuk selanjutnya anda akan tinggal di sini sesuai identitas anda yang sekarang dan apakah anda benar-benar bisa melakukan pekerjaan rumah? Jika tidak, bisa saya bisa mencari asisten rumah tangga asli."

Hansa menghentikan gerakan tangannya dan mengangkat kepalanya ke depan. "Saya bisa melakukan semua pekerjaan rumah nona tidak perlu mencari lagi."

"Lagi pula sekarang nona adalah tuan saya jadi sudah sewajarnya saya melakukan apa yang saya bisa untuk nona." lanjut Hansa.

Dia ingin menjadi berguna bagi nonanya dan kebetulan dia bisa melakukan pekerjaan rumah karena sedari kecil dia setiap hari melakukan  itu.

"Jika anda ingin, lakukanlah." Zea bukan tipe orang yang memaksa pekerjaan kepada orang lain jika itu bukan keahliannya, karena menurutnya hal yang di paksakan hasilnya tidak akan pernah memuaskan.

__-__-__-__-__

Sebuah mobil membelah jalanan pada sore hari, Zea mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata dan Hansa duduk di sebelahnya.

Empat hari telah berlalu, dan hari ini dia akan pergi ke salah satu organisasi gelap yang memiliki reputasi cukup tinggi. Menurut informasi yang telah dia dapatkan banyak orang mengambil misi dari sana dan kerahasiaannya masih sangat terjaga.

Ya, Ajak Hansa untuk melihat-lihat.

"Sa." panggil Zea.

Hansa menoleh dan menjawab. "Ya, nona?"

"Saya belum memberitahu anda tentang saya, anda harus tau bahwa orang yang anda anggap tuan sekarang bukan orang yang bersih dan suci jadi jangan terlalu berekspektasi tinggi bahwa saya adalah orang baik."

"Anda mengerti?" Zea melirik ke samping dan melihat raut wajah Hansa yang tidak berubah sama sekali.

"Saya mengerti nona, anda tidak perlu khawatir saya akan kecewa. Itu tidak akan pernah terjadi karena saya sudah mempercayai anda sepenuhnya." 

Hansa juga paham bahwa nonanya bukan orang bersih dan dia akan di bawa ke dunia hitam, tapi tidak masalah selama dia bisa mengikuti nonanya. Selama empat hari tinggal bersama, Hansa melihat karakter nonanya dan menurutnya keputusan yang dia ambil tidak salah.

Zea tidak menjawab dan memfokuskan pandangannya ke depan dan berkata. "Kita akan pergi ke tempat yang tidak pernah anda jamah, saya harap anda bisa mengkondisikan wajah anda."

"Baik." Hansa tidak tau apa maksud dari perkataan itu tapi dia akan mematuhinya.

Saat langit mulai senja, Zea mulai memasuki kawasan hutan dan melajukan mobilnya dengan mantap ke arah dua pohon yang terlihat seperti gapura selamat datang. Zea menurunkan kaca mobilnya dan menatap tajam salah satu titik di atas pohon dan bermanuver dengan kecepatan tinggi ke arah pohon tersebut, menancap gas mobilnya menabrak pohon tersebut.

Hansa di sebelah sudah berkeringat dingin dan ingin mengatakan sesuatu tetapi dia tahan karena ucapan nonanya tadi. Saat tinggal beberapa centimeter antara mobil dan pohon, Hansa mengeratkan pegangannya dan menutup matanya dengan erat.

"Sa?" Zea tersenyum geli melihat ekspresi Hansa yang terlihat konyol.

"Apakah kita sudah di akhirat?"

Zea tidak bisa membendung tawanya ketika mendengar penuturan Hansa. Sedangkan yang menjadi sumber tawanya tidak bisa menahan untuk mengerutkan keningnya.

Menyadari sesuatu yang salah Hansa langsung membuka matanya dan di suguhkan pandangan yang mengejutkan hatinya. Bukan, bukan mobil rusak yang ada hadapannya sekarang tapi tempat yang sangat berbeda dengan hutan yang baru saja di lewati. Tidak salah lagi, dia pasti ada di akhirat sekarang.

Zea meredakan tawanya dan menjawab pertanyaan Hansa, takut pikiran lelaki ini semakin melalar ke arah yang tidak seharusnya.

"Saya tidak sebodoh itu sampai ingin membunuh diri saya sendiri." Hansa menoleh melihat nonanya dan semakin bingung, lalu ini di mana?

"Hologram."

To be continued

Jangan lupa tinggalkan jejak, terima kasih

See you next time

10 Juni 21

REVISI: 17 Juli 22

WHY AM I HERE [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang