"Aku tidak percaya ini, kau mengkhianatiku Nessa!" Seorang wanita berdiri di pinggir tebing dan tubuhnya sudah berlumuran darah.
"Zea, kau terlalu naif. Kau pikir aku tulus berteman denganmu? Tidak, aku hanya mengincar posisimu di organisasi. Siapa suruh kau mempunyai posisi itu jadi nikmatilah nasibmu."
"Nessa!" Zea tidak habis pikir, Nessa yang sudah dia anggap sebagai sahabat tega mengkhianatinya hanya karena posisi ini.
"Jangan panggil namaku dengan mulut kotormu! Cepat serahkan token penerus padaku dan aku akan meninggalkan mayatmu dengan utuh." Ucap Nessa.
"Kau ingin aku memberikan token ini? Jangan mimpi. meskipun aku akan mati, aku tidak akan memberikan apa yang kau mau!"
"ZEA!" Nessa melihat Zea lebih memilih melompat dari tebing dan tidak mau memberikan token kepadanya. Tapi tidak apa-apa, posisi penerus sudah kosong. Dia hanya perlu berusaha sedikit lagi dan dia akan memegang posisi tersebut.
__-__-__-__-__
Di dalam ruangan serba putih dan berbau obat-obatan, seorang perempuan terbaring lemah dan tidak memiliki tanda-tanda akan bangun.
"Hiss..." Zea merasakan sakit pada kepala bagian belakang, sakit yang sangat hebat. Apa sekarang ini adalah sakit saat menjelang kematian? Ini sangat sakit.
"Sakit sekali." Suara yang keluar dari mulut seperti suara kucing yang sedang mencicit, dan dia merasa sangat haus.
Matanya sangat berat, tapi dia paksakan kelopak matanya untuk naik. Ruangan yang di dominasi oleh warna putih memenuhi penglihatannya.
Apakah dia selamat dari maut?
Tapi, tidak mungkin!
Zea melihat ke samping dan melihat tombol di sebelah stop kontak, Zea mengangkat tangan dengan susah payah.
Yang benar saja!
Suara pecahan kaca terdengar kentara di dalam ruangan yang di tinggali oleh dirinya seorang diri. Zea sangat kesal, mau mengangkat tangan saja susah sekali dan malah menghancurkan gelas.
Suara pintu terbuka mengalihkan atensi Zea dan menoleh untuk melihat seorang pria mematung di depan pintu dan melihat dirinya menghancurkan gelas, tapi bukan itu masalahnya.
Dia melihat kakaknya sudah bangun setelah sekian lama, akhirnya kakaknya bangun. Tanpa sadar air matanya jatuh dengan perasaan senang di dalam hatinya.
Zea melihat seorang pria sedang berdiri bodoh di depan pintu sambil menangis dan memilih tidak mempedulikannya, berusaha menggapai tombol lagi.
Pria itu tersentak, langsung mengelap air matanya dan menuju ranjang kakaknya tersebut.
"Kakak kamu sudah bangun? Kamu mau apa? Biar aku ambilkan." tanya pria tersebut.
"S-Sakit." ulang Zea kepada pria tersebut.
Mendengar itu, pria tersebut langsung menekan tombol di samping ranjang Zea.
Tidak lama kemudian seorang dokter dan beberapa perawat masuk ke dalam ruangan dan mulai memeriksa kondisi Zea, sedangkan pria tersebut menjauh dan mengambil ponselnya untuk menelpon seseorang.
"Bagaimana kondisinya dok?" Tanya pria itu cemas.
"Jangan khawatir, pasien sudah bangun dan tanda vitalnya stabil, tapi melihat lukanya pasien perlu di opname selama dua minggu dan setelahnya mengikuti program pemulihan." Jelas dokter tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/231881818-288-k813207.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY AM I HERE [TERBIT]
Roman d'amourDia adalah seseorang yang di latih menjadi mesin pembunuh yang handal. Kematian adalah awal dari semua cerita ini. Setelah mati dia akan pergi ke neraka dan menebus segala dosa-dosanya selama di dunia, seharusnya. Tetapi, berkebalikan dengan hal yan...