Ini adalah kisah Algan Darrelio Dimitri yang super possessive dengan Aira Putri Alexandra.
"Aku boleh minta sesuatu gak? "Ucap Aira.
"Boleh dong sayang"ucap Algan dengan lembut
Damn... Aira blushing saat Algan memanggil sebutan sayang. Ya walaupun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sa... Sayang" lirih Algan sambil menompang kepala gadisnya dipahanya. Aira tak sadarkan diri karena kehabisan darah dan luka dibagian perut karena tertembak.
Sebelum kesadaran Aira menghilang ia tersenyum kearah tunangannya. Pertanda bahwa dia baik-baik saja. Tapi beda dengan Algan, justru itu menyakitkan baginya.
Perlahan air mata Algan meluncur, dadanya sangat sesak ia tidak tau harus bagaimana sekarang. Dunia terasa hancur melihat gadisnya terluka. Mengapa gak dirinya saja yang tertembak? Dan bodohnya ia tidak bisa melindungi gadisnya.
Algan menyalahkan semesta.
Rendra berlari kencang kearah adiknya dan Algan, ia pun masih tidak percaya. Ia menatap adiknya dengan sendu yang tengah memejamkan matanya erat. Terdapat luka tembakan dibagian perutnya sehingga mengeluarkan darah begitu banyak.
Sreeettt
Rendra merobek baju untuk menghentikan pendarahan di perut adiknya supaya darahnya tidak keluar begitu banyak.
Renald sendiripun merasa lututnya lemas melihat putrinya tertembak oleh Erick, musuhnya. Untungnya Mahendra memegang pundak Rendra agar tidak terjatuh.
Mahendra juga tidak kalah terkejut melihatnya. Ia sudah menganggap Aira sebagai anaknya.
"Siapkan mobil!!!" perintah Algan sangat tegas. Para pengawal langsung bergegas pergi menyiapkan mobil yang diperintahkan oleh Tuannya. Menunggu berapa detik mobil itu sudah sampai. Algan langsung menggendong gadisnya dengan bergetar.
"Biar gue aja yang gendong Aira" ucap Rendra mengambil alih gendongan dari Algan yang terlihat begitu bergetar saat menggendong adiknya. Rendra tahu Algan masih dalam syok. Dirinya pun sama.
Algan menggeleng keras. Ia tetap menggendong gadisnya meskipun dengan tangan yang bergetar, Rendra yang dibelakang mengikutinya dan berjaga-jaga.
Sudah didepan mobil, James membukakan pintunya. Algan masuk kedalam mobil dengan hati-hati karena ada Aira di gendongannya. Sedangkan Rendra memilih duduk dibangku depan.
Mahendra menuntut Renald untuk ke mobilnya. Sedangkan Bara sibuk mengabari temannya untuk memberi tau kejadian hari ini. Dan ia pun menaiki mobil taksi itu lagi.
Disepanjang jalan Algan terus memerhatikan perut gadisnya mengeluarkan darah begitu banyak. Ia memang tidak takut darah tetapi kali ini darah gadisnya yang keluar.
Algan masih menutupi kainnya kearah perut Aira supaya darahnya tidak keluar begitu banyak.
"Lebih cepet bangsat!!!" Algan bener-bener frustasi kali ini.
"Baik Tuan" James menekan gas diatas rata-rata. Untungnya jalan tidak begitu macet sehingga bisa membawa mobilnya begitu kencang.
"Aku mohon bertahanlah sayang"bisik Algan ditelinga gadisnya. Rendra melirik kearah belakang dengan sendu. Andai saja ia tidak membentak adiknya kejadian ini tidak akan terjadi. Memang benar penyesalan selalu di akhir.