Ini adalah kisah Algan Darrelio Dimitri yang super possessive dengan Aira Putri Alexandra.
"Aku boleh minta sesuatu gak? "Ucap Aira.
"Boleh dong sayang"ucap Algan dengan lembut
Damn... Aira blushing saat Algan memanggil sebutan sayang. Ya walaupun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
James beserta lainnya sudah mempersiapkan senjatanya dan sudah menyuruh sebagian pengawal tetap menjaga Nona mudanya.
Semua pengawal yang sudah bersiap langsung berangkat menuju lokasi. Dimana sang musuh berada.
"Maaf Tuan, menurut informasi yang saya terima, Joshan sedang berkumpul untuk merencanakan membalas dendam. Kemungkinan 40 orang bersama dengan Joshan sedangkan 30 orang sedang berjaga di luar" terang James memberitahu kepada Tuan mudanya. Posisi mereka sekarang ada di perjalanan mobil menuju lokasi musuhnya.
"Kapan mereka akan selesai?" tanya Algan sedang mengisi peluru di pistolnya. James yang samping Tuan mudanya merinding melihat Tuan mudanya sedang mengisi peluru. Auranya itu loh bikin tambah mencekam.
Sedang bersama gadis kesayangan saja Tuan mudanya itu penuh dengan aura dinginnya, apalagi ini tunangan dari Tuan mudanya sedang masih belum sadarkan diri.
James menghadap kearah Tuan mudanya "Tepat jam dua Tuan. Sekarang masih ada waktu beberapa menit Tuan" ucapnya dengan sopan.
"60 orang ikut dengan ku dan sisanya berjaga di luar" perintah Algan.
"Baik Tuan" ucap James tunduk hormat. Diam-diam Algan meremehkan pengawal Joshan yang jumlah pengawalnya tidak sebanding dengan pengawal dirinya. Sangat mudah untuk mengalahkan Joshan.
***
"Kamu serius ndra?" tanya Renald berbisik dan memastikan dengan ucapan Mahendra tadi. Renald dan Mahendra sekarang ada di luar ruang rawat Aira. Tadi, Mahendra mengajak Renald kedepan. Ada yang ingin dibicarakan.
Yang dibicarakan oleh Mahendra adalah memberitahukan kepada Renald bahwa Algan sedang beraksi untuk menghancurkan Joshan. Mereka berdua tau siapa Joshan sebernarnya. Joshan itu orangnya sangat licik. Yang mereka khawatirkan, Algan berserta pengawal lainnya kalah dengan kelicikan Joshan.
"Aku lagi gak bercanda, Nald." jawabnya. Ia gelisah memikirkan anaknya. Bukannya tidak percaya dengan kemampuan anaknya. Tapi ya tetap saja, wajar seorang ayah mengkhawatirkan anaknya.
"Kau jangan gelisah Ndra, anakmu pasti berhasil" ucap Renald menenangkan temannya. Renald tau betul tentang Mahendra jika gelisah, selalu bertindak sebelum berfikir panjang.
"Aku mau nyusul Algan" Mahendra hendak pergi namun bahunya di tahan oleh Renald.
"Jangan, kalo kamu kesana malah tambah ribet, Ndra. Kamu tau sendiri gimana liciknya Joshan" nah benarkan apa kata Renald, teman satunya ini selalu bertindak sebelum berfikir panjang.
"Aku sarankan lebih baiknya kita disini, menemanj istri-istri kita. Kau lupa dengan perkataanmu, kalo anakmu itu hebat" lanjut Renald.
Mahendra menghela nafas dan kemudian mengangguk. Jadilah mereka berdua kembali ke ruang rawat Aira.