Di luar rumah sakit Rendra terus mengingat-ingat perkataan Dokter bahwa adiknya koma. Ya, tadi Rendra mendengar semuanya di balik tembok.
Rendra persis seperti Algan yang sama-sama rapuh soal ini. Ia kembali menangis sambil menjambak rambutnya. Hingga ada orang memanggil dirinya.
"Kak Rendra!" Rendra menengok sekilas ternyata teman adiknya yang memanggilnya, Carissa dan di ikuti oleh temannya. Rendra cukup kenal dengan teman adiknya itu. Adiknya itu sering sekali menceritakan tentang temannya yang selalu bertemu pasti ujung-ujungnya bakal berantem melulu, Carissa dan Zena.
Rendra tersenyum tipis mengingat itu. Rasanya pengen ngulang waktu.
"Gimana keadaan Aira ka?" tanya Carissa yang sudah dihadapan Rendra saat ini.
Rendra mendongak karena ia sedang duduk dikursi, lalu berbicara "Ruang operasi" Rendra malas mengatakan kondisi adiknya sedang koma. Itu membuat tambah sakit dihatinya.
Para temannya pun mengerti dengan situasi seperti ini. Tak lama mereka berpamitan ke abangnya Aira, Rendra. Dan dibalas dengan anggukkan kepala saja.
Setelahnya ia melihat teman adiknya itu sudah pergi jauh. Rendra pun beranjak dari tempat kursi tersebut dan meninggalkan rumah sakit. Entah akan kemana perginya.
***
Aira sudah dipindahkan ke ruang rawat dimana gadisnya terbaring lemah tidak sadarkan diri dengan alat bantu untuk pernapasan. Bunyi alat-alat sangat nyaring di pendengaran Algan. Mata Algan fokus dengan mata gadisnya yang masih terpejam. Wajah cantik gadisnya sangatlah pucat, tetapi hal itu tidak menutupi kecantikkan seorang Aira Putri Alexandra.
"Sayang... Bangun yuk! Jangan kayak gini aku gak sanggup liat kamu kayak gini! Aku nungguin kamu disini loh. Kamu gak kasihan sama aku? Kamu lupa kalo bentar lagi ulang tahun aku? Kamu biasanya sibuk bikin surprise diem-diem buat aku! Ini pasti rencana kamu kan? Kamu ngeprank aku kan? Kalo bener kamu ngeprank aku. Sekarang udahan yuk bercandanya. Kamu udah ketahuan sayang!" lagi-lagi tak ada sahutan dari gadisnya hanya ada suara alat-alat saja yang menjawab Algan.
"Hati aku sakit sayang! Sakiitt banget! Aku harus gimana? Aku gak kuat! Aku gak sanggup sayang!!" ucap Algan dengan lirih membenamkan wajahnya ditangan gadisnya yang ia genggam dengan sangat erat seolah gadisnya merasakan apa yang ia rasakan.
Tanpa sadar, Algan meneteskan air matanya lagi. Sudah berapa kali ia menangisi gadis yang sangat istimewa baginya. Matanya sudah membengkak sedari tadi menangis mengingat kebersamaan dengan gadisnya. Ia rindu suara gadisnya, senyumannya, manjanya, pelukan hangatnya, keceriaannya, tawanya. Ia rindu semuanya yang ada pada Aira.
Rasanya ingin menukarkan seluruh hidupnya dengan Aira, jika bisa pasti akan langsung ia lakukan. Tapi sayangnya tidak bisa.
"Aku kangen kamu sayang, cepet sadar aku terus nunggu kamu. I love you gadisku" ucap Algan mencium kening gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Boyfriend
Teen FictionIni adalah kisah Algan Darrelio Dimitri yang super possessive dengan Aira Putri Alexandra. "Aku boleh minta sesuatu gak? "Ucap Aira. "Boleh dong sayang"ucap Algan dengan lembut Damn... Aira blushing saat Algan memanggil sebutan sayang. Ya walaupun...