Part 46 : Ujian sekolah

1.4K 93 10
                                    

Happy Reading😊

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Seminggu berlalu, dan hari ini tepatnya pada hari Senin, siswa-siswi SMA Karya Bakti khususnya bagi kelas XII akan melaksanakan Ujian Sekolah. Tahap akhir penentuan nilai untuk menentukan nasib kelanjutan sekolah mereka.

"Lo udah siap?" tanya Gavin menyenggol lengan Romli yang sedari tadi terlihat agak gelisah.

"Gue gabisa rumus matematika, gue takut nilai ujian gue jelek," cicitnya membuat Gavin geleng-geleng.

"Yang penting lo yakin aja dulu Rom, perkara nilai mah urusan nanti." Gavin mencoba menyemangati sahabatnya.

"Nah bener tuh!" timpal Deni menyahut yang langsung dihadiahi pelototan oleh Romli.

"Selamat pagi anak-anak."

Pandangan mereka langsung terfokus ke arah pengawas yang baru saja memasuki kelas mereka. Dengan cepat mereka kembali ke tempat duduknya masing-masing berdasarkan urutan absen.

"Pagi Bu." jawab mereka serempak.

"Baik anak-anak hari ini adalah awal dari ujian kalian, Ibu harap kalian dapat mengerjakan soal dengan bersungguh-sungguh dan tenang, karena ini penentuan untuk masa depan kalian." ujar Bu Arista meyakinkan membuat sebagian murid-muridnya merasa deg-degan.

Waktu ujian pun dimulai setelah Bu Arista membagikan lembaran kertas yang berisi soal matematika di jam pertama. Dan mereka mulai mengerjakan isi soal tersebut dengan teliti.

*****

Berbeda dengan Gavin yang melaksanakan ujian. Di lain tempat Givea malah sedang menyirami bunga di pekarangan rumahnya, lebih tepatnya di taman belakang rumah.

Jangan ditanya kenapa Givea tidak masuk sekolah karena seperti biasanya, disaat kelas XII melaksanakan Ujian maka kelas X dan XI libur dan setelah kelas XII selesai maka gantian mereka yang melaksanakan PAT.

"Kira-kira kak Gavin bisa ngerjain soal nggak ya?" gumam Givea sembari membayangkan aktivitas Gavin yang pastinya sekarang sedang fokus.

"Tumben rajin sekali nduk."

Saat sedang asyik melamun dan membayangkan bagaimana ekspresi wajah Gavin, ucapan seseorang mengalihkan perhatiannya.

"Apasih Mi, ganggu aja!" dengusnya ketika melihat Maminya sedang menertawainya tanpa suara dari kejauhan.

"Belajar yang rajin jangan lupa, mumpung libur. Besok kalo nilai PAT-nya jelek nggak Mami beliin skateboard."

Mendengar itu Givea langsung melebarkan matanya. Bisa-bisanya Maminya yang berjanji akan mmembelikannya skateboard akan urung saat nilai PAT-nya jelek. Padahal ia sangat menginginkan benda yang satu itu meski ia belum bisa memakainya.

"Gabisa gitu dong Mi, Mami kan udah janji sama Vea!"

Mira hanya mengedik acuh.

"Makanya belajar yang rajin biar dapet nilai bagus dulu, baru dapet skateboard," timpal Gilang ikut-ikutan.

"Ngikut aja lo tai!"

Gavin untuk Givea (Tahap revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang