Happy Reading😊
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Disinilah Lina dan Givea berada di sebuah taman yang tak jauh letaknya dari rumah sakit, Givea menatap punggung Lina di depannya dengan pandangan bertanya-tanya.
"Lin" panggilnya dengan nada pelan.
Gadis itu menoleh, seakan tau maksud Givea, Lina mengarahkan jari telunjuknya di depan hidungnya mengisyaratkan agar Givea tetap diam.
Namun Givea tak menggubris isyrat Lina, ia tetap akan bertanya "Katanya mau bawa gue ke tempat Gavin, lah kok malah ke taman sih Lin? kan Gavin udah ga ada" protesnya.
"Siapa bilang Gavin udah nggak ada?"
Deg.
Suara itu?
Givea membalikkan tubuhnya dan mematung di tempat.
"Hai Givea" sapa mereka serempak.
Romli, Deni, Farah dan Dinda.
Alangkah terkejutnya Givea saat melihat teman-temannya ternyata berada di sini, tak terkecuali satu cowok yang membuatnya kaget setengah mati, cowok yang memakai pakaian rumah sakit dan duduk manis di kursi taman. Gavin?
Gavin yang kini tersenyum manis kepadanya, bahkan sangatlah manis.
Siapapun tolong jelaskan ini semua? Givea butuh penjelasan sekarang juga!
"K-kak Gavin" gumamnya pelan namun masih bisa di dengar oleh mereka semua.
"Selamat datang di dunia real dan dunia tadi hanyalah dunia prank" Romli bertepuk tangan heboh membuat Givea semakin terdiam bingung.
Deni langsung menimpuk wajah Romli menggunakan cemilan kacang yang ia pegang.
"Bacot"
"Ini maksudnya gimana?" tanya Givea cengo, bahkan mata cewek itu masih terlihat sembab.
Mereka tertawa melihat wajah Givea yang lucu apalagi Gavin.
Lina memajukan tubuhnya perlahan di samping Givea "Ini semua prank Giv, dan sorry buat yang tadi, gue bener-bener minta maaf Giv gue nggak bermaksud buat bikin lo nangis, semua ini mulus idenya Gavin dan Gavin yang sengaja ngerencanain semuanya dari awal" jelas Lina panjang lebar.
Setelah mendengar penuturan Lina barusan, Givea langsung beralih menatap Gavin dengan tatapan tak percaya.
"Lo marah Giv?" tanya Romli membuka suara.
"Maafin kita ya Giv" timpal Farah ikut merasa bersalah.
"Giv jangan marah" sahut Deni ikut-ikutan.
"NGGAK" balas Givea cepat namun dengan nada meninggi "CUMAN EMOSI!" lanjutnya dengan perasaan dongkol, sedangkan mereka semua tertawa.
Gavin bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Givea yang masih berdiri di depannya. Givea langsung membuang muka ke arah lain.
"Sorry" gumam Gavin dengan nada pelan. Givea hanya melirik Gavin sekilas lewat ekor matanya, saat ini Gavin tengah menundukkan kepalanya, mungkin cowok itu benar-benar merasa bersalah.
"Gue nggak nyangka lo bakal ngeprank gue kayak gini, lo pikir gue nggak bingung nyariin lo apa?" gerutu Givea kesal, ia masih enggan untuk menatap Gavin.
"Ciee yang khawatir sama gue" ledek Gavin membuat pipi Givea memanas.
Dengan cepat Givea menggelengkan kepalanya, ia tak boleh mudah terpancing oleh Gavin, ini bukan saatnya blushing ini adalah saat bagi dirinya untuk marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavin untuk Givea (Tahap revisi)
Teen Fiction"Pilihan lo cuman dua pergi atau mundur?" "Sampai kapanpun pilihan aku cuman satu kak, tetep mencintai kamu sampai kamu membalas cintaku" "Mimpi lo ketinggian!" Gadis itu bungkam. **** Menceritakan tentang kisah seorang gadis cantik bernama Givea Is...