Happy Reading😊
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Givea sudah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Givea bergegas keluar dari rumahnya dan menaiki ojol yang sudah ia pesan sejak tadi pagi. Hari ini ia pergi dengan menggunakan ojol karena mobilnya sedang dibawa oleh Gilang.
Mengapa Givea mau mengalah? karena ia tak ingin berdebat panjang dengan adiknya, hal itu tak cukup penting lagi baginya karena akan menguras banyak waktu.
Tak lama ia pun sudah sampai di sekolahnya.
"Hai" sapa Rizal menghampiri Givea yang masih berdiri di depan gerbang.
Givea tersenyum "Hai juga, tumbenan lo udah berangkat?"
"Iya dong gue kan rajin" jawab Rizal menepuk dadanya bangga.
Givea hanya memutar bola matanya malas.
"Giv boleh dong kapan-kapan gue main ke rumah lo lagi?"
Givea hanya mengangguk saja membuat Rizal tersenyum senang.
Tiba-tiba Rizal menarik tangannya membuat Givea tersentak kaget ia pun hanya pasrah mengikuti langkah Rizal. Saat sampai di koridor beberapa pasang mata pun kian menyorotnya dengan pandangan yang berbeda-beda.
'Itu bukannya Givea ya?'
'Eh kok sekarang sama Rizal?'
'Kemarin gue lihat dia sama Vando si anak musik ituloh'
'Dasar murahan semua cowok di embat'
'Yang pernah di tolak sama Gavin itukan?'
'Iyalah mana mau Gavin yang ganteng gitu sama jalang'
'Kemarin dia berantem sama Siska gara-gara dia godain Gavin'
'Cantik-cantik kok murahan'
Givea mencengkeram ranselnya erat, telinganya serasa panas saat terang-terangan dirinya dihina gara-gara kejadian kemarin itu.
Ia menghembuskan nafas kasar menahan amarah. Rizal langsung menatap Givea iba.
"WOY LO SEMUA BISA DIEM NGGAK ATAU GUE LEM MULUT KALIAN SATU-SATU" teriak Rizal emosi membuat mereka semua langsung kicep dan pura-pura tak melihat.
Givea menarik tangan Rizal untuk berhenti berteriak "Udahlah Zal gausah di tanggepin" ucapnya mencoba menahan sabar namun moodnya sudah memburuk.
"Harusnya gue yang bilang kayak gitu Giv" batin Rizal.
"Gue mau ke kelas, lo mau ikut nggak?" tanya Givea menatap Rizal yang masih bengong.
Belum sempat Rizal menjawab Givea sudah pergi meninggalkannya di sana.
"GIV TUNGGUIN GUE!"
*****
Givea mendelosorkan kepalanya di atas meja setelah kelamaan bertumpu dengan tangannya di atas meja tadi membuat sisi kepala bagian kirinya terasa nyeri.
Sekarang adalah jam pelajaran Matematika pelajaran yang paling Givea benci di seumur hidupnya, Pak Denta guru Matematika itu sedang menerangkan berbagai rumus di depan membuat otak Givea yang cuman pas-pasan itu diharuskan untuk berpikir keras.
"Buka buku paket kalian dan kerjakan halaman 57 di kumpulkan hari ini" ujar Pak Denta tegas.
"Baik pak" jawab mereka serempak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavin untuk Givea (Tahap revisi)
Teen Fiction"Pilihan lo cuman dua pergi atau mundur?" "Sampai kapanpun pilihan aku cuman satu kak, tetep mencintai kamu sampai kamu membalas cintaku" "Mimpi lo ketinggian!" Gadis itu bungkam. **** Menceritakan tentang kisah seorang gadis cantik bernama Givea Is...