Part 4 : Keluarga kepo (Sudah revisi)

5.1K 606 130
                                    

Happy Reading😊

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Setelah menemani Givea makan di restoran tadi, Gavin memutuskan untuk mengantar Givea untuk pulang. Sekarang mereka sudah berada di perjalanan untuk menuju ke rumah Givea.

"Dimana rumah lo?" tanya Gavin.

"Di bumi."

"Gue serius," geram Gavin membuat Givea tertawa.

"Ya habis kak Gavin nanya rumahnya bukan alamatnya. Btw nanti ada pertigaan di depan, terus yang belok kanan!" jawab Givea memberi petunjuk arah.

"Nyusahin," balas Gavin.

"Kalo aku nyusahin, ngapain kakak mau nganterin aku?" ucap Givea membuat Gavin kalah telak.

"Karena kasihan, sama tadi lo tadi maksa!" ucap Gavin enteng.

"Yaudah maaf kak," cicit Givea merasa agak tersinggung dengan kata 'kasihan'. Memang dirinya hanya seorang cewek yang patut dikasihani.

"Lain kali gausah nyusahin gue, bawa hp lo!"

"Iya kak pasti aku bawa hp lain kali. Soalnya tadi pagi itu aku buru-buru, jadinya lupa ga bawa deh," ujar Givea tak berbohong.

"Gue ga nanya alasan lo!" ketus Gavin.

Givea menghela napasnya, berbicara dengan Gavin memang perlu kesabaran ekstra. "Yaudah iya terserah kakak. Perasaan aku terus yang salah dari tadi," gerutu Givea membuang pandangannya ke luar kaca, tapi masih bisa Gavin dengar.

"Emang semua salah lo!" balas Gavin ketus lagi.

"Gapapa deh, yang penting kakak mau nganterin aku pulang hehe. Makasih banyak ya kak," ujar Givea berterimakasih.

"Jangan kege'eran, gue cuma terpaksa tadi nganterin lo! kalo lo ga maksa, gue nggak akan pernah sudi nganter lo pulang!" lontar Gavin pedas. Kalo seandainya itu bukan Gavin, sudah pasti Givea akan memaki-makinya karena mulut boncabe cowok itu. Tapi tenang, Givea sudah kebal kok.

"Sekarang terpaksa nanti juga terbiasa. Kak Gavin juga bakal anter jemput aku kalo kita udah pacaran," kata Givea ngawur. Lagi-lagi gadis itu menghalu.

"Gausah ngimpi lo!" ketus Gavin dengan nada tak suka.

"Gapapa aku mimpi, kan aku mimpiin kakak," balas Givea sembari terkekeh pelan.

"Serah lo deh serah," kesal Gavin tidak lagi menggubris Givea.

Di sepanjang perjalanan Givea terus-menerus mengoceh, tapi Gavin hanya cuek. Sampai mobil Gavin kini telah memasuki kompleks perumahan Jln, melati dan berhenti di depan gerbang rumah bercat putih bersih sesuai arahan Givea. Givea yang menyuruhnya berhenti disini, jadi kemungkinan rumah itu adalah rumah Givea dan Givea langsung turun dari mobil Gavin.

"Makasih ya kak udah nganterin, ga mau mampir ke rumah aku dulu kak?" tawar Givea menatap Gavin yang melongokkan kepalanya menyembul keluar dari kaca mobil.

"Gak, makasih!" tolak Gavin mentah-mentah.

"Yaudah deh gapapa, yang penting kak Gavin udah tau alamat rumah aku. Kalo mau main dateng aja kak, gausah malu aku ada di rumah terus kok," ujar Givea over pede tanpa rasa malu.

"Gasudi!" balas Gavin dan langsung menyalakan kembali mesin mobilnya, mobil Gavin pun mulai melaju meninggalkan pekarangan rumah Givea.

"HATI-HATI DI JALAN KAK!" teriak Givea sambil melambaikan tangannya.

Gavin untuk Givea (Tahap revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang