Part 25 : Kehadiran Lina (Sudah revisi)

6.3K 312 30
                                    

Happy Reading😊

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Bel pulang sudah berbunyi membuat anak-anak berbondong-bondong keluar kelas menuju ke parkiran.

"WOY VIN!" teriak Romli sambil berlari mengejar Gavin yang sedang berjalan beriringan dengan Deni di koridor.

"Apaan?" tanya Gavin menoleh heran.

Romli menggaruk tengkuknya. "Gatau deh gue lupa," ucapnya membuat Gavin mendelik kesal.

"Gajelas lo!"

Dan kini mereka bertiga sudah sampai di depan gerbang sekolah.

"Vin?" kini gantian Deni yang memanggil Gavin dengan menepuk-nepuk pundak cowok itu.

"Apasih Den?" kesal Gavin bertanya. Jangan bilang Deni juga mengerjainya?

"Coba deh lo liat kesana!" ujar Deni seraya menunjuk ke arah seberang jalan, membuat Gavin dan Romli seketika mengalihkan pandangannya mengikuti arah tunjuk Deni.

Diseberang sana terlihat Farah, Dinda dan Givea juga sedang berjalan menuju ke parkiran, namun bukan itu saja yang mereka lihat, mereka melihat Rizal yang berjalan di samping Givea seraya merangkul pundak Givea.

"Bangsat," umpat Gavin tanpa sadar mengepalkan kedua tangannya emosi.

"Liat tuh pak bos cemburu!" bisik Deni seraya menyenggol lengan Romli.

Romli yang tiba-tiba disikut pun mencibir, lalu iya-iya saja.

"Bener dugaan kita," balas Romli berbisik membuat Deni tertawa pelan.

Gavin beralih menatap kedua sahabatnya. "Kenapa kalian ketawa? ada yang lucu?" tanyanya sembari menaikan sebelah alisnya.

Deni dan Romli menggeleng pelan.

"Santai pak! Cemburunya dibawa santuy aja," ujar Romli meledek membuat Gavin langsung menatapnya tajam.

"Siapa yang cemburu bangsat?" tanya Gavin setengah emosi.

"ELO!" jawab Deni dan Romli serempak membuat Gavin mendengus.

"Eh kalo dilihat-lihat kayaknya Givea sama Rizal cocok juga sih," ujar Romli memancing.

"Iya, kalo menurut gue mereka couple goals sih," timpal Deni ikut-ikutan.

Hal itu sontak membuat Gavin menatap keduanya dingin.

"Andai aja status mereka pacaran, pasti sekolah ini bakal gempar!" celetuk Romli membuat darah Gavin seketika mendidih.

"Berisik, bisa diem ga sih lo pada?!" gertak Gavin yang sudah kesal.

"Kalo panas jangan lupa kipasan Den!" Romli menyenggol lengan Deni, menyindir.

"Siapp. Eh tapi gue nggak bawa kipas goblok!" Deni menoyor gemas kepala Romli.

"Yaudah dinikmati aja panasnya," ucap Romli semakin gencar mengompori Gavin yang emosinya sudah di ubun-ubun.

Gavin pun memilih diam, ketimbang meladeni mereka hanya membuang-buang waktunya.

Gavin untuk Givea (Tahap revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang