Happy Reading😊
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Esok harinya Givea sudah berangkat ke sekolah lebih awal. Dia ingin cepat-cepat bertemu sahabatnya, dan menceritakan kejadian kemarin saat dirinya bisa di antar si Gavin. Kini Givea sudah sampai di sekolah, tepatnya di kantin dan mulai menceritakannya pada kedua sahabatnya, namun mereka menatap Givea dengan pandangan tak percaya.
"WHAT? serius Giv? jangan halu deh lo!" ujar Farah tak percaya.
"Sumpah Far, gue ga bohong kali ini," jelas Givea meyakinkan.
"Bener-bener langka Giv, kak Gavin care gitu sama lo," timpal Dinda yang awalnya juga tak percaya.
"Ya itu juga karena gue yang maksa sih sebenernya," ujar Givea sembari menggaruk tengkuknya.
"Gue tau. Tapi kan mustahil gitu sih biasanya Gavin mau. Apalagi sampe nganterin lo ke rumah," ujar Farah mulai berpikir keras.
"Jangan-jangan— kak Gavin mulai tertarik nih sama Givea," tebak Dinda membuat Givea menatapnya dalam.
"Amin, Din. Semoga aja ya, doain dong," balas Givea penuh harap seraya terkekeh kecil.
Farah langsung menyentil dahi Givea pelan. "Tuh kan kumat lagi halunya. Udah deh, mungkin kak Gavin cuman kasian doang sama lo Giv," ujarnya blak-blakan. Tapi itu lebih baik, daripada kalimat si Dinda yang belum tentu kebenarannya.
"Tega lo Far sama gue. Bukannya ngedukung, malah ngeledekin sahabat sendiri lo," balas Givea cemberut.
"Gue nggak ngeledek lo Giv! cuma pengen nyadarin lo aja, biar ga terlalu berharap kalo ntar ujungnya harus berakhir sakit. Lebih baik mencegah bukan?" ucap Farah bijak, membuat Givea tertegun.
"Bener tuh kata Farah, kita cuma gamau lo sakit hati aja Giv!" timpal Dinda kali ini setuju.
"Hemm iya-iya deh," balas Givea malas. Tapi hatinya tetap tak akan goyah.
"Yaudah yuk masuk kelas," ajak Dinda menarik mereka keluar kantin.
"Eh-eh! Pesenannya belum dibayar!" Farah menginterupsi langkah Dinda.
Givea menyodorkan uang sakunya pada Farah. "Nih, cepetan bayar!"
Farah mengangguk dan kembali ke kantin. Tak lama Farah balik lagi dengan napas ngos-ngosan karena lari-larian.
"Eh gue denger anak-anak bilang tadi, katanya hari ini ada anak baru loh. Kayaknya sih bakal masuk ke kelas kita deh," ujar Farah memberitahu.
"Masa?" tanya Givea tak berminat.
"Iya Giv, katanya ganteng loh orangnya. Duh pengen gue embat deh ntar, kalo ganteng kan lumayan," ujar Farah terkikik.
"Lo-nya doang yang mau Far, dianya ga bakal mau sama lo!" balas Dinda menusuk.
"Sialan lo, Din!" umpat Farah.
"Habis lo kebanyakan ngehalu sih, kayak si Givea," cibir Dinda.
"Apa bawa-bawa nama gue?" tanya Givea menatap Dinda garang.
"Fakta kuy fakta." Dinda terkekeh membuat keduanya kompak mendelik ke arahnya.
"Iya-iya bodo. Daripada debat gajelas, mending kita liat aja nanti," ucap Farah yang diangguki keduanya.
Mereka bertiga berjalan beriringan memasuki kelas dan duduk di kursinya masing-masing. Tak lama pun Bu Ida selaku guru sejarah datang, membuat semua murid yang sedang asik ngobrol langsung kicep saat melihat kedatangan Bu Ida.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavin untuk Givea (Tahap revisi)
أدب المراهقين"Pilihan lo cuman dua pergi atau mundur?" "Sampai kapanpun pilihan aku cuman satu kak, tetep mencintai kamu sampai kamu membalas cintaku" "Mimpi lo ketinggian!" Gadis itu bungkam. **** Menceritakan tentang kisah seorang gadis cantik bernama Givea Is...