Part 18 : Cemburu (Sudah revisi)

7K 399 19
                                    

Happy Reading😊

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Cuaca pagi ini kurang cerah benar-benar mewakili perasaan Givea. Bahkan gadis itu tak bisa lagi melihat betapa silaunya matahari, entah kemana sang mentari bersembunyi sehingga langit terlihat amat gelap pada pagi hari seperti ini.

Seperti biasa jika tidak sendirian, maka Givea akan selalu berangkat barengan dengan syaiton. Tak banyak basa-basi gadis cantik itu langsung menuju ke kelasnya dan disana ternyata sahabat-sahabatnya sudah pada berangkat.

Givea melemparkan tasnya asal di mejanya, lalu duduk disebelah Farah yang duduk di dekatnya dan Dinda yang duduk di depannya. Givea mengamati Dinda yang sepagi ini wajahnya sudah terlihat amat kusut.

"Tumben tuh muka kenapa kusut amat?" sindirnya.

"Huaa tolongin gue Giv! plis gue masih kesel banget, Gue bener-bener benci banget sama sad ending di cerita wattpad, sumpah dendam gue!" cerocos Dinda curhat soal cerita novel.

Dinda merengek, ia sudah membaca beberapa kali novel online dalam wattpad itu, tapi masih saja gadis itu tak bisa memilah dan memilih isinya yang sad ending. Padahal ini bukan yang pertama kalinya gadis itu membaca novel, seharusnya ia tak terus-terusan menggerutu dan mengutuk penulisnya seperti ini, seharusnya ia dapat menerima apapun endingnya.

"Lagian siapa suruh lo baca nggak pilih-pilih dulu! Lagian juga harusnya lo bisa lihat dulu endingnya di bagian bab, bego banget sih lo!" hardik Farah.

Dinda mencebikan bibirnya kesal. "Kan gue nggak suka spoiler. Gue cuman acak baca, tapi lima novel yang gue baca semalem semuanya sad, " jawabnya.

"Yaudah terima aja. Awas kalo lo masih terus-menerus menggerutu, gue buang hp lo!" ancam Farah membuat Dinda merengut.

Givea yang menyaksikan pertunjukan drama sepagi itu pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Sahabatnya itu selalu ada-ada saja tingkahnya.

"Assalamualaikum anak-anak."

"Walaikumsalam Bu!" jawab mereka serempak.

Suasana kelas yang tadinya ramai pun mendadak hening saat guru fisika datang memasuki kelasnya. Dinda yang tadinya menghadap belakang karena curhat pun kini sudah kembali menghadap depan dan mengeluarkan buku paket fisikanya.

"Kita mulai pelajaran hari ini dengan membuka buku paket kalian pada lembar halaman 49."

Givea duduk diam di kursinya, pikirannya kembali melayang pada kejadian di kantin kemarin dan melayang pada objek yang sama. Yaitu Gavin.

Givea masih bingung dengan perasaannya, sepenggal fakta itu begitu menusuk relung hatinya, fakta itu terlalu cepat menghancurkannya karena pada kenyataannya mereka berdua memang seperti pasangan yang serasi. Tapi Givea ingin lanjut memastikannya. Apakah Gavin hanya mencari cara agar dirinya menjauh dengan mendatangkan seorang sebagai pacar pura-puranya. Atau benar, mereka pacaran.

Givea kembali menatap ke arah papan tulis, kata demi kata yang tertulis disana sama sekali tak masuk di otaknya, pelajaran hari ini bagaikan angin lalu bagi dirinya.

Menghela nafas berat, Givea kembali membenamkan wajahnya dibalik buku tebal itu, memejamkan mata mencoba fokus dalam pelajaran itu walaupun masih nihil.

Jika benar mereka pacaran apakah dirinya harus mundur?

Givea sadar, posisinya jelas bukan siapa-siapa!

*****

Pelajaran pertama berlalu dengan sangat singkat, beruntung waktu sekarang itu sangatlah cepat berjalan.

Gavin untuk Givea (Tahap revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang