Happy Reading😊
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Givea memasuki rumahnya dengan langkah pelan, ia sengaja memelankan langkahnya agar tak di ketahui oleh Gilang kalo dirinya sudah pulang, Givea hanya malas saja jika hari ini harus berurusan dengan adik tengilnya yang menyebalkan itu.
"WOY NGAPAIN NGENDAP-NGENDAP GITU KAYAK MALING?"
Namun sepertinya Dewa keberuntungan tak lagi berpihak kepadanya, ketika suara si adik laknatnya itu menginterupsi. Givea celingukan mencari-cari keberadaan adiknya, namun tak ada siapapun disekitarnya, pasalnya darimana suara itu berasal?
"GUE DISINI GAUSAH DICARI" teriak Gilang sembari melemparkan stik es krim ke arah Givea hingga mengenai kepala cewek itu.
Givea yang kena lemparan stik pun mendongakkan kepalanya dan menatap Gilang dengan kesal, ternyata adiknya itu ada di lantai atas dan kini dia sedang bersedekap dada sembari tersenyum mengejek menatap Givea yang berada di bawah.
Tanpa pikir panjang Givea langsung berlari ke atas, menginjak satu persatu undakan tangga hingga dirinya sampai di depan Gilang.
Givea langsung menarik pergelangan tangan adiknya kuat dan mendorong tubuh Gilang ke arah tembok.
"Bisa nggak sih sehari aja lo nggak ganggu gue?" tanya Givea menatap adiknya dengan horor.
Gilang menggeleng kuat "Nggak bisa, soalnya serasa kurang hidup gue kalo nggak gangguin lo!"
Givea berdecak, ia mencengkeram erat tangan Gilang dengan kuku-kuku tajamnya, Gilang meringis ketika dengan manisnya kuku-kuku kakaknya menancap di lengannya.
Sakit? jelas!
Namun Gilang seakan sudah kebal dengan berbagai kekejaman kakaknya kepada dirinya. Setelah puas dengan aksinya barusan Givea melepaskan cekalan tangannya pada Gilang dengan kasar.
"Sialan lo kak, sakit tau" umpat Gilang kesal sembari mengelus-elus lengannya yang sudah terdapat bekas goresan kuku Givea.
"Bodo amat wlek" Givea menjulurkan lidahnya meledek.
"Kuku lo potongin dong kak biar nggak kayak macan gitu" suruh Gilang menatap kakaknya sengit.
"Nggak! kalo gue potong ntar gabisa nancep lagi di lengan lo dong" balasnya sinis membuat Gilang kesal setengah mati.
Givea lantas berbalik dengan gerakan mengibas-ngibaskan rambutnya. Givea berjalan angkuh untuk memasuki kamarnya, sedangkan Gilang juga masuk ke dalam kamarnya sendiri.
Sampai di kamar Givea langsung mengistirahatkan tubuhnya yang serasa remuk semua. Perkara ganti baju dan makan itu urusan nanti bagi Givea, kalo sekarang Givea benar-benar mager! perlu kalian tau jiwa kemageran seorang Givea itu sudah mendarah daging sejak kecil.
Ting.
Notifikasi ponsel membuyarkan lamunan Givea yang sedang menatap langit-langit kamarnya. Givea meraba-raba nakasnya namun ponselnya tidak ada disana, lantas dimana ia menaruhnya?
Ah iya Givea baru ingat jika ponselnya itu masih berada di tasnya dan sama sekali belum ia keluarkan sejak pulang sekolah tadi. Dengan gerakan malas Givea bangkit dari ranjang dan berjalan ke arah meja belajar, karena di atas meja sana Givea meletakkan tas sekolahnya.
Givea merogoh ponselnya di anakan tas yang berada di resleting bagian depan. Saat tangannya sudah menemukan benda padat lunak itu dengan cepat ia mengambilnya, rasa penasarannya membuncah saat mengingat ada notifikasi masuk tadi, siapa kira-kira yang mengechatnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavin untuk Givea (Tahap revisi)
Teen Fiction"Pilihan lo cuman dua pergi atau mundur?" "Sampai kapanpun pilihan aku cuman satu kak, tetep mencintai kamu sampai kamu membalas cintaku" "Mimpi lo ketinggian!" Gadis itu bungkam. **** Menceritakan tentang kisah seorang gadis cantik bernama Givea Is...