"Terkadang gue pun sempat bingung dengan perasaan gue sendiri, ego ini mengatakan agar lo menjauh namun hati ini memaksa agar lo masih tetap tinggal."
-Gavin Nathaniel.
Happy Reading😊
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
"Gimana hubungan lo sama Romli, udah ada kemajuan?" tanya Dinda pada Farah.
Dua sejoli itu kini sedang duduk berhadapan sembari mengobrol ringan di dalam kelasnya, wajar saja kalo mereka terlihat bersantai karena sekarang ini adalah jam kosong, jadi kelas sudah biasa ramai.
"Em ya gitu sih Din, masih biasa-biasa aja," balas Farah sembari mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja.
"Menurut lo Romli itu orangnya kayak gimana sih, Far?" tanya Dinda mengetes.
Farah terlihat berpikir sebentar, lalu mengutarakan pendapatnya. "Romli itu orangnya care dan perhatian sama gue, walaupun kalo di sekolah kayak biasa-biasa aja, tapi sebenernya dia manja banget kalo di chat," ujarnya sembari terkekeh membayangkan tingkah lucu Romli saat chatan dengannya.
"Wah gila, terus-terus?" kepo Dinda menatap Farah berbinar.
"Emang gue tukang parkir apa pake di suruh terus-terus segala," cibir Farah.
"Haha enggak-enggak canda, lanjut dong Far gue kepo nih."
"Ya Romli itu orangnya nggak neko-neko, menurut gue dia itu apa adanya gitu pokoknya speechless lah, sulit dijelasin pakek kata-kata," balas Farah sembari tersenyum kecil.
"Jadi pengen deh gue punya doi kayak lo! Tapi tipe gue terlalu tinggi, soalnya gue milihnya yang ganteng, tinggi, setia, perhatian, care, cool dan pokoknya yang perfect deh, yang kayak Jaemin gitu!" kehaluan Dinda pun semakin menjadi saat menyebutkan idol kesayangannya.
"Kalo lo nyari yang sempurna di surga adanya, kalo di dunia mah adanya standar!" ceramah Farah memberitahu.
"Gitu ya? Ya doain gue secepatnya punya gebetan deh," balas Dinda membuat Farah tertawa.
Givea yang sedari tadi menelungkupkan kepalanya di atas meja seraya menyimak, kini tiba-tiba bangkit, membuat atensi Farah dan Dinda beralih padanya.
"Gue keluar dulu!" pamit Givea langsung nyelonong pergi, meninggalkan Dinda dan Farah yang saling tatap kebingungan.
Sekarang Givea berjalan malas menyusuri koridor yang sepi. Pada jam kosong seperti ini Givea akan memilih menghabiskan waktunya di perpustakaan agar berfaedah. Ketimbang plonga-plongo dilanda kegabutzan kalau di kelas.
Givea juga senang di perpus, karena tempatnya sunyi dan tenang.
Givea sampai. Ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam perpustakaan yang pintunya selalu terbuka lebar. Kemudian menuju ke rak-rak.
Namun belum sempat ia sampai di depan rak, langkahnya terhenti saat dirinya tak sengaja berpapasan dengan Gavin dan Siska yang berjalan sembari menatapnya.
Givea mematung di tempat. Mereka saling merangkul satu sama lain.
Tapi saat Gavin melihat Givea entah mengapa cowok itu langsung melepaskan rangkulannya di bahu Siska. Ia sempat ingin menyapa Givea, sebelum Siska menariknya cepat berlalu dari perpus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavin untuk Givea (Tahap revisi)
Teen Fiction"Pilihan lo cuman dua pergi atau mundur?" "Sampai kapanpun pilihan aku cuman satu kak, tetep mencintai kamu sampai kamu membalas cintaku" "Mimpi lo ketinggian!" Gadis itu bungkam. **** Menceritakan tentang kisah seorang gadis cantik bernama Givea Is...