Part 42 : Kembali bertemu

3.6K 164 14
                                    

Happy Reading😊

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Givea dan Zevan kini sudah pulang dari Timezone. Karena hari sudah semakin sore bahkan hampir menjelang malam, maka Zevan sengaja mengantar adiknya untuk pulang ke rumah Givea sendiri.

Mereka berdua kini sedang duduk di balkon kamar Givea. Menikmati sejuknya semilir angin sore yang menenangkan. Dengan Zevan yang memangku sebuah gitar berwarna hitam di tangannya. Sedangkan Givea yang sibuk memakan keripik, sambil memainkan ponselnya untuk sekedar scroll fyp di tiktok.

Jreng.. jreng.. jreng..

So as long as I live I love you.
Will have and hold you.
You look so beautiful in white.
And from now 'til my very last breath.
This day I'll cherish.
You look so beautiful in white.
Tonight.

Na na na na.
So beautiful in white.
Tonight.

Zevan memetik senar gitarnya dan menyanyikan lirik terakhir dari lagu yang berjudul Beautiful In White - Shane Filan. Zevan terlihat sangat menghayati lagunya membuat Givea tersenyum tipis.

Prok Prok Prok.

Givea langsung bertepuk tangan ketika mendengar suara kakaknya yang sangatlah merdu. Lagu itu juga sangatlah nyaman di dengar olehnya, meskipun ia sendiri tidak tau pasti arti dari liriknya.

"Nice. Suara kak Zevan emang the best nggak ada duanya."

Zevan terkekeh dan kembali meletakkan gitarnya di atas meja berbentuk bulat yang berada di balkon kamar Givea.

"Tau nggak artinya?" tanya Zevan membuat Givea menggeleng kuat.

Zevan tersenyum maklum "Cari aja di google. Eh tapi mending gausah deh. Soalnya dilarang untuk anak kecil seperti kamu. Belum cukup umur," ledeknya sembari mengacak-acak gemas surai lembut adiknya.

Givea mencebikkan bibirnya kesal lantaran tak terima dengan penghinaan 'anak kecil' yang diucapkan Zevan barusan "Ishh kak, aku udah besar tauk."

"Hm, badannya doang. Kalo sifat dan kelakuannya masih persis kayak bocah TK." ucap Zevan blak-blakan membuat Givea mendelik.

"Serah, serah, serahh!" balas Givea membuang wajahnya ke arah lain dengan kesal. Zevan lantas tertawa.

"Cowok tadi siapa? pacar kamu?"

Pertanyaan kakaknya barusan, mampu membuat Givea menolehkan kembali kepalanya ke arah Zevan "Yang mana sih kak?" tanya Givea dengan kening berkerut bingung.

"Yang ketemu di Timezone tadi," balas Zevan membuat Givea kembali memutar ingatannya pada tempat tadi. Ketemu di Timezone? oh Vando maksudnya.

"Oh Vando. Enggak kak dia bukan pacar aku. Yakali aku punya pacar cowok nyebelin dan setengah gila kayak dia!" ujar Givea sembari terkekeh geli.

Vando mengangguk mengerti kemudian berkata dengan santainya "Tapi kayaknya dia suka sama kamu."

Givea terdiam namun setelahnya tertawa keras "Haha kak Zevan ada-ada aja deh. Nggak mungkinlah Vando suka sama aku. Orang dia aja seneng banget gangguin aku di sekolah," ujarnya menyangkal pendapat Vando.

"Dia itu cowok Giv. Dan kakak lebih tau kayak apa ciri-ciri cowok kalo udah suka sama cewek," ujar Zevan membuat Givea manggut-manggut "Dari matanya aja dia itu udah keliatan banget, dia itu suka sama kamu. Tapi ya terserah sih, kamu mau percaya atau enggak sama kakak." lanjutnya memberitahu.

Gavin untuk Givea (Tahap revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang