Happy Reading😊
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Givea sekarang sedang mondar-mandir di kamarnya tidak jelas. Cewek itu bergerak kesana-kemari dengan perasaan gelisah.
Sepuluh menit yang lalu, Lina mengiriminya pesan untuk segera bersiap-siap, sebentar lagi Lina akan datang menjemputnya, karena malam ini Lina akan menjalankan rencananya untuk mengungkap kebusukan Siska dan Lina meminta agar Givea ikut menemaninya.
Tin Tin.
Suara klakson mobil seketika membuyarkan pikirannya, Givea langsung beranjak menyibakkan tirai jendela kamarnya, dan matanya menangkap sebuah mobil hitam yang memasuki pekarangan rumahnya.
Givea melirik jam dinding di kamarnya, jam itu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam, pantas saja Lina sudah datang menjemputnya.
Tok Tok Tok!
Pintu kamar Givea diketuk tiga kali oleh seseorang, membuat Givea menggigiti ujung kukunya dengan gelisah. Mampus gue.
Sebenarnya Givea bukan takut untuk ikut Lina, namun Givea hanya bingung bagaimana cara dirinya untuk izin dengan orangtuanya. Pasalnya ini sudah hampir larut malam, apakah ia diizinkan untuk keluar rumah malam-malam begini?
Oke mari kita coba saja!
"Vea" itu suara Mira-- maminya yang kini memanggilnya.
"I-iya mah" balas Givea dari dalam. Ia benar-benar gugup sekarang.
"Cepetan keluar! ada temen kamu tuh di bawah" suruh Mira masih dari depan pintu kamar Givea.
Givea memejamkan matanya rapat-rapat, mencoba untuk bersikap tenang. Saat ia rasa maminya sudah pergi, barulah Givea membuka pintu kamarnya pelan dan berjalan menuruni anak tangga ke lantai bawah.
"Hai Giv" sapa Lina sumringah ketika Givea berjalan menghampirinya.
"Aku udah kenalan loh sama tante Mira, iya kan tante?" tanya Lina pada Mira yang berdiri di sebelah gadis itu.
"Iya cantik" balas Mira memuji seraya tersenyum hangat membuat Lina malu.
"Kak Ve-- wihh siapa tuh kak cantik banget" puji Gilang saat melihat Lina berdiri di ambang pintu.
Givea memutar bola matanya malas, malas menanggapi ocehan tak bermutu dari adiknya.
"Balik ke kamar sono, ganggu aja lo" dengus Givea menatap Gilang dengan kesal.
"Veaa ... " lirih Mira memperingatinya membuat Givea nyengir. Sedangkan Gilang tersenyum penuh kemenangan.
"Kalian pada mau pergi kemana rapih banget?" tanya Rio menatap Givea dan Lina bergantian, dengan tatapan mengintimidasi.
"Em anu itu--"
"Kita mau jalan-jalan nyari angin sebentar om, boleh kan?" tanya Lina meminta izin pada papinya Givea. Berbeda dengan Givea yang kini sudah melotot mendengar alasan Lina.
Tak bisakah Lina mencari alasan yang berkelas sedikit?
Rio terlihat berpikir sebentar kemudian mengangguk "Boleh asal pulangnya jangan larut malem, soalnya kalian anak perempuan, gabaik dilihat tetangga kalo malem-malem keluyuran" pesannya.
Lina mengacungkan jempol tangannya "Beres om tenang aja hihi" balasnya disertai kekehan.
Givea sendiri masih sempat tak percaya bahwa papinya itu mengizinkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavin untuk Givea (Tahap revisi)
Teen Fiction"Pilihan lo cuman dua pergi atau mundur?" "Sampai kapanpun pilihan aku cuman satu kak, tetep mencintai kamu sampai kamu membalas cintaku" "Mimpi lo ketinggian!" Gadis itu bungkam. **** Menceritakan tentang kisah seorang gadis cantik bernama Givea Is...