"Cinta. Terkadang ia membuatmu terjun dalam rasa bahagia namun terkadang ia juga membuatmu terjungkal dalam luka lara."
-Givea Isabella-
Happy Reading😊
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Givea memasuki rumahnya dengan langkah gontai seperti tak ada rasa semangat dalam dirinya, walaupun dirinya kini pulang dari sekolah namun pikirannya masih mengembara kemana-mana.
"Woy woy lo main nyelonong aja sih kak, nggak ngucap salam lagi!" tegur Gilang menghampiri kakaknya itu.
Gadis itu hanya menampilkan ekspresi datarnya. "Berisik!" sentaknya sembari menutup kedua telinganya.
"Dih, sensi amat!" balas Gilang sembari menyolek lengan Givea bak om-om.
Givea menyingkirkan tubuh adiknya yang di tengah tangga agar tak menghalangi jalannya. "Udah sana lanjutin aktivitas lo! Minggir gue mau lewat!"
"Eits eitt tunggu dulu," Gilang menghadang Givea lagi dengan muka menyebalkan andalannya itu.
"Apalagi sih?" tanya Givea dengan nada tak suka. Jujur moodnya sedang buruk hari ini.
"Ntar malem main PS kak sama gue, kita VS siapa yang menang dapet hadiah, gimana?" ajak Gilang menaik turunkan alisnya.
Gadis itu memutar bola matanya malas. "Males, gue lagi nggak mood plus gue capek," ujarnya lalu mendorong paksa tubuh Gilang agar menjauh, sehingga ia leluasa pergi meninggalkan Gilang yang menatap dirinya heran.
"Gilang kakak kamu udah pulang ya? Kok mami kayak denger suaranya tadi?" tanya Mira yang baru keluar dari arah dapur dan menghampiri Gilang sambil celingukan mencari keberadaan putrinya.
Gilang mengangguk-anggukkan kepalanya. "Nggak ada mi orangnya udah nyelonong ke kamar."
"Tumbenan banget nggak teriak-teriak, biasanya kan Vea kalo pulang teriak-teriak ampe budeg kuping mami." heran Mira.
"Gatau juga mi, biasanya ngucap salam dulu tadi juga enggak," timpal Gilang mengedikkan bahunya.
"Dari raut wajahnya si kak Vea kayak ada masalah gitu," tambahnya sok tau.
Mira terdiam cukup lama. Terlihat sedang berpikir.
"Nggak biasanya Vea aneh kayak gini, ada masalah apa ya kira-kira? Apa jangan-jangan anak gue putus cinta," batin Mira bertanya-tanya.
*****
Tok, Tok, Tok!
"Kak woy, bukak pintunya!"
Jedorr. Jedorr.
"KAK BUKA PINTUNYA!" teriak Gilang di depan kamar Givea seraya menggedor-gedor pintu kamar Givea tak sabaran.
Sedangkan Givea yang berada di dalam kamar sontak mengumpat kesal dan menggerutu karena Gilang lagi-lagi mengganggunya.
Tidak bisakah adiknya itu mengerti akan kondisi moodnya?
Benar-benar menyebalkan.
"KAK WOY, BUKAK WOY JANGAN MOLOR DULU!"
Suara Gilang menggema di seluruh penjuru ruangan membuat sang kakak gregetan dibuatnya dan langsung membuka pintu kamarnya tak santai.
"Lo apa-apaansih?! Gue kan udah bilang jangan ganggu! Udah pergi aja sana!" usir Givea menatap bengis adiknya.
Gilang mendelik. "Gue kesini buat bangunin lo, karena lo disuruh turun sama papi buat makan, katanya dari tadi lo belum makan. Kalo nggak disuruh sih juga ogah gue gangguin lo!" jelas Gilang melipat kedua tangannya di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavin untuk Givea (Tahap revisi)
Teen Fiction"Pilihan lo cuman dua pergi atau mundur?" "Sampai kapanpun pilihan aku cuman satu kak, tetep mencintai kamu sampai kamu membalas cintaku" "Mimpi lo ketinggian!" Gadis itu bungkam. **** Menceritakan tentang kisah seorang gadis cantik bernama Givea Is...