33. Last Day 👔

12 1 0
                                    

Nayla bangun lebih dulu. Ia terkejut saat ia sadar bahwa Gelvin sedang memeluknya dari samping

Nayla tidak bergerak, ia menatap wajah Gelvin yang terlihat sangat tenang itu

Nayla perlahan meneteskan air matanya. Satu sisi ia sangat sangat senang bisa sedekat ini dengan Gelvin

Tapi di sisi lain, Nayla terlihat seperti perempuan yang berkhianat

Gelvin masih menutup matanya, tapi tangannya bergerak mengusap punggung Nayla

"Selamat pagi" sapa Gelvin. Nayla tak menyahut. Cowok itu membuka matanya

"Nay? Kenapaaa?" Tanya Gelvin sambil mengusap air mata Nayla

Nayla mengubah posisinya menjadi duduk. Gelvin pun ikut terbangun

"Aku jahat banget ya? Aku seneng bisa kayak gini sama kamu. Tapi aku serasa jadi perempuan yang bodoh banget buat Revan" Gelvin langsung memeluk Nayla

"Maaf Nay. Aku bawa kamu kesini. Aku pengen banget punya momen ini sama kamu, aku ga ngapa ngapain Nay, cuman peluk aja" ucap Gelvin. Nayla tersenyum tipis

"Kamu mandi gih, aku mau buat sarapan dulu" Gelvin menggeleng

"Sebentar lagi aja" ucapnya sambil menahan tangan Nayla

"Nanti telat kitaa" ucap Nayla

"Aku bos nya" jawaban itu membuat Nayla geleng geleng

Entah apa yang Nayla pikirkan. Ia merapikan rambut Gelvin dengan tangannya

"Jangan mengandalkan jabatan kamu. Kalau kamu bos kamu harus jadi contoh yang baik. Gimana mau jadi daddy kalau pemikiran kamu gitu?" Ucap Nayla sambil menatap rambut cowok itu

Gelvin tersenyum sangat lebar merasakan tangan Nayla di kepalanya

"5 menit lagi" ucap Gelvin menawar

Nayla tersenyum "terserah kamu"

Gelvin terkekeh kecil dengan itu. Ia mengambil hpnya saat telepon itu berdering

Nayla pun menunggu cowok itu, karena Gelvin masih menahan tangannya

"Halo?"

"Vin! Leo disini. Cari lo sama Nayla"

"Usir"

"Ga mau, dia kira kita nyembunyiin kalian berdua. Dia mau buat perhitungan ke lo soal kejadian waktu itu di parkiran sama Nayla"

"Perhitungan gimana?!"

"Dia mau minta ketemu Nayla sambil sewa lagi"

"Vin!! Lo bukan orang bodoh! Cari cara, gue ga mau bajingan itu masuk kantor! Ngerti lo?! Bilang sama tuh orang, apa yang jadi milik gue akan tetap milik gue!"

Mendengar amarah Gelvin. Nayla langsung mengusap tangan cowok itu lembut untuk menenangkannya

Nafas Gelvin sangat memburu

"Okoke gue usahain"

"Gue ga mau usaha lo! Hasilnya gue mau!"

Gelvin langsung mematikannya dengan amarah yang masih memuncak

"Kenapa Re??" Tanya Nayla

Gelvin menatap Nayla. Perempuan di depannya ini benar benar hebat. Pesonanya kuat. Siapa pun yang menatapnya tak mungkin tak jatuh cinta

"Ree??" Panggil Nayla lagi

"Gapapa, sana siap siap. Nanti sarapan di luar aja" ucap Gelvin. Nayla tersenyum

Cinta Dari SahabatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang