Sakit rasanya saat tau pengorbanan besar yang ia lakukan hingga mengorbankan kondisinya sendiri. Aku berjanji akan membalasnya - Nayla Tiara Safya
Aku ingin merasakan bahagianya kita jika bersama. Walaupun hanya 1 menit, aku sangat bersyukur sekali. Wanita seperti kamu adalah wanita yang mampu membuatku bertahan sejauh ini. Walaupun aku tau nantinya aku akan menyerah dan mundur - Revan Sakya Pramudhita
☄️
Nayla bangun sangat pagi. Perempuan itu tidur terlalu nyenyak hingga ia merasa sangat lama tidur di pelukan Revan. Melihat wajah Revan begitu dekat dengannya kembali setelah hampir dua tahun merupakan hal terindah
Nayla terus tersenyum menatap wajah tenang Revan. Tangan Revan masih melingkar sempurna di tubuh Nayla
Nayla mengulurkan tangannya menyentuh wajah Revan. Hanya seperti ini saja ia sangat bahagia sekali
"Revan?" Panggil Nayla iseng. Setelah tau Revan masih tidur. Nayla hanya terkekeh pelan
"Sebulan lagi kita 3 tahun loh, inget gak?" bisik Nayla sendiri.
Nayla diam sebentar lalu berbalik, ia tidur terlentang dan menatap langit langit kamarnya
Merasa sudah cukup berpikir. Nayla hendak bangun untuk mandi. Namun Revan sadar, cowok itu segera menahan tubuh Nayla dan menariknya kedalam pelukannya kembali
Nayla tersenyum melihat Revan masih memejamkan matanya itu
"selamat pagi" sapa Nayla. Revan mengangguk "pagii" jawab cowok itu tanpa membuka matanya
"bangun dari tadi?" Revan tersenyum saja sebagai jawabannya
"udah sehat?" Tanya Revan perlahan membuka matanya. Nayla mengangguk
"mau kuliah ya?" Mendengar permintaan ijin dari Nayla. Revan langsung mengangguk
"yaudah awas" ucap Nayla sambil memegangi tangan Revan yang melingkar di pinggang nya
"morning kiss nya dulu sayangg" ucap Revan kembali memejamkan matanya
Nayla dengan senang hati langsung mencium pipi Revan lembut
Revan tersenyum lalu melepaskan pelukannya membiarkan gadis itu pergi mandi
Mulai pagi ini, mereka kembali seperti semula. Keperluan Revan selalu Nayla yang menyiapkannya
"dasi aku yang merah mana Laaa?!!" Teriak Revan keras membuat perempuan yang sedang ada di dapur itu geleng geleng
Nayla segera naik ke atas menemui Revan di wardrobe
Nayla langsung membuka salah satu laci dan mengambil dasi berwarna merah yang Revan cari.
Cowok itu nyengir melihat Nayla. Melihat Revan sudah menaikan kerah kemejanya. Nayla langsung memasangkan Revan dasi. Perempuan itu tersenyum sedari tadi
Revan meletakan kedua tangannya di pinggang Nayla ikut tersenyum melihat wajah Nayla "kenapa sih? Senyum senyum dari tadi?" Tanya Revan
"senyum itu berkah" jawab Nayla asal membuat Revan tertawa
"Jovan jemput?" Nayla menggeleng
"kenapa?" Tanya Revan
"Jovan ada janji sama dosen dulu jadi ga bisa jemput" jawab Nayla
"dih, jangan terlalu percaya sama orang! dibohongin aja mau" ucap Revan membuat Nayla langsung menatap cowok itu
"dih, jangan menuduh orang sembarangann!" Ucap Nayla mengikuti nada bicara Revan
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dari Sahabat
Fiksi RemajaSebuah janji yang selalu menjadi tali pengikat mereka, janji yang tidak bisa dilanggar, janji yang ingin mereka buktikan, janji yang sampai mereka tua nanti akan masih sama selamanya. Janji Persahabatan Revan Sakya Pramudhita. Nama ini sudah tidak...