Adik Kelas SMA

2.3K 224 2
                                    

"Gre?" Panggilnya tepat di belakang Gracia yang berada di depan seorang gadis yang memanggil namanya itu.

Gracia menoleh kebelakang, lalu betapa terkejutnya ketika gadis yang memanggilnya itu adalah, Shani.

"Sh.. Sha.. Shani?"

Shani mengangguk seraya tersenyum. Senyum kebahagiaan ketika ia bertemu dengan Gracia. Sontak, Gracia memeluk erat Shani kemudian.

"Kamu kemana aja sih, Shan? Kenapa ninggalin aku kayak gini?" Ada tangisan yang terisak dari Gracia. Gracia sudah tidak dapat membendung air matanya itu, akhirnya tangisan ia pecah.

"Dasar, manusia jahat! Gak tahu diri! Kamu udah buat aku kayak gini, Shaniii!!!!" Tangis Gracia yang semakin menjadi sembari memukul pelan pundak Shani. Perasaan Gracia yang sudah tidak dapat di tahankan lagi.

Shani yang kemudian membalas pelukan erat Gracia. Pelukan yang sudah lama tidak pernah ia rasakan kembali setelah setahun berlalu. Pelukan yang Gracia sangat rindukan bersama Shani. Pelukan yang dapat menenangkan jiwa dan raganya, seolah, kenyamanan itu tidak ada batasnya.

Gracia masih menangis sejadi-jadinya. Ia tidak tahu harus berkata apalagi yang kini tengah memeluk erat Shani. Perasaan bahagia Gracia yang memuncak, kala ia akhirnya bertemu dengan Shani kembali yang menghilang dari kehidupannya secara tiba-tiba.

Shani melepas pelukannya kemudian, menatap kedua bola mata Gracia yang sembab akibat tangisannya. Ia tersenyum dengan raut wajah Gracia yang cantik nan lucu menurutnya. Lalu, tangan kanan Shani terulur untuk menghapus air mata Gracia yang masih menetes.

"Jangan nangis gitu, dong. Nanti cantiknya hilang."

"Kamu enak, bisa ngomong gitu sama aku. Kamu gak tahu, aku tiap hari nangis kayak gini tuh gara-gara kamu, tahu!"

Shani terkekeh, melihat raut wajah Gracia yang tampak kesal kepadanya.

"Iya, maaf. Aku gini karena.. " Ucapan Shani yang tiba-tiba berhenti, membuat Gracia penasaran.

"Karena apa, Shan.. "

Pletuk!

"Aduuhh!" Gracia terperanjat, kepalanya menatap sekitar sembari memegang kepalanya yang kesakitan akibat terkena pukulan sesuatu, "Siapa sih yang mukul kepala aku, wey!!"

Seorang gadis yang begitu terkekeh mentertawakan Gracia yang berada di depannya. Melihat Gracia yang terbangun kemudian dari tidurnya dengan raut wajah kesalnya namun mata yang masih terkantuk darinya. Gracia, kemudian mendengus kesal kala ia di tertawakan oleh gadis tersebut, yang tidak lain adalah teman kelasnya di kampus.

"Aaaaa... Siskaaa! Sakit tahu!" Ringisnya, masih mengusap-ngusap kepala dirinya yang masih terasa sakit.

Siska, teman satu kelas Gracia di kampusnya. Dengan rambutnya yang berwarna kecokelatan karena ia senang mewarnai rambutnya, bersuara semu serak manja dan juga perawakan yang hampir sepantar dengan Gracia.

Siska masih mentertawakan Gracia yang kesal terhadapnya. Apa yang ia lakukan, menurutnya cukup lucu untuk ia tertawakan walau sedikit jahat sih(?)

"Lagian, lo tidur mulu sih, Gre. Abisin dulu tuh bakso, lo. Entar dingin, gak enak jadinya."

Gracia yang melihat bakso di mangkuknya masih utuh. Lantas, ia segera menghabiskan bakso tersebut dengan cepat. Siska yang melihat nafsu makan Gracia begitu lahap, hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Tidak menyangka, bahwa dibalik cantiknya Gracia, ada nafsu makan yang tinggi darinya.
Tidak sampai 5 menit, bakso dalam mangkuk Gracia sudah habis. Mendahului bakso Siska yang masih tersedia. Ia kemudian membersihkan sisa-sisa bakso yang menempel di mulutnya dengan tisu.

22.22 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang